Hudzaifah bin Yaman (bahasa Arab: حذيفة بن اليمان) adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang terkenal karena kecerdasannya, kewaspadaannya, dan kedekatannya dengan Rasulullah ﷺ, khususnya dalam hal rahasia-rahasia penting.
Berikut beberapa poin penting tentang beliau:
Nama lengkap dan nasab:
Nama lengkapnya adalah Hudzaifah bin Al-Yaman bin Jabir dari kabilah ‘Abs. Ayahnya dikenal dengan panggilan Al-Yaman karena sebelumnya pindah ke Madinah dan bersekutu dengan kaum Aus dan Khazraj.
Julukan:
Beliau dijuluki sebagai “Shahib Sirri Rasulillah” (pemegang rahasia Rasulullah ﷺ), karena Nabi ﷺ mempercayakan padanya daftar nama munafik yang tidak diketahui oleh sahabat lain. Umar bin Khattab r.a. pun pernah bertanya kepadanya apakah ia termasuk di antara nama tersebut, menunjukkan betapa rahasia ini begitu penting.
BACA JUGA: Mutiara Nasihat Nabi Muhammad ﷺ
Peran penting:
Hudzaifah terkenal atas keberaniannya, terutama dalam Perang Khandaq (Perang Ahzab). Rasulullah ﷺ pernah memerintahkannya menyusup ke perkemahan musuh untuk memata-matai keadaan mereka, dan Hudzaifah melaksanakan tugas ini dengan sangat tenang dan penuh keberanian.
Ilmu dan ketakwaan:
Ia termasuk sahabat yang sangat mendalam ilmunya, khususnya dalam masalah fitnah (ujian besar) dan tanda-tanda akhir zaman. Banyak hadis tentang fitnah dan kiamat yang diriwayatkan oleh Hudzaifah.
Wafat:
Hudzaifah r.a. wafat pada tahun 36 H, tidak lama setelah terbunuhnya Utsman bin Affan r.a., di wilayah Madain (dekat Baghdad, Irak).
Hudzaifah bin Yaman adalah contoh teladan tentang kecerdasan, amanah, dan keberanian seorang muslim yang selalu menjaga rahasia Rasulullah ﷺ demi kemaslahatan umat.
عَنْ أَبِي إِدْرِيْسِ الْخَوْلَانِي قَالَ: سَمِعْتُ حُذَيْفَةَ يَقُولُ: كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُوْنَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَةً أَنْ يُدْرِكَنِي.
Dari Abu Idris Al-Khaulani berkata, aku mendengar Hudzaifah berkata, “Dahulu orang-orang menanyakan kebaikan kepada Rasulullah, tapi aku menanyakan perihal keburukan kepada beliau karena aku takut kalau-kalau keburukan itu menimpa diriku.” (1/610).
وَعَنْ أَبِي عَمَّارٍ، عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ: إِنَّ الْفِتْنَةَ تُعْرَضُ عَلَى الْقُلُوْبِ، فَأَيُّ أَنَسَ بِهَا نُكِتَتْ فِيْهِ نُكْتَةً سَوْدَاءُ، فَإِنْ أَنْكَرَهَا نُكِتَتْ فِيْهِ نُكْتَةً بَيْضَا، فَمَنْ أَحَبَّ مِنْكُمْ أَنْ يَعْلَمَ أَنْ أَصَابَتْهُ الْفِتْنَةُ أَمْ لَا، فَلْيَنْظُرْ فَإِنْ كَانَ حَرَامًا كَانَ يَرَاهُ حَلَالاً أَوْ يَرَى حَلَالاً كَانَ حَرَامًا فَقَدْ أَصَابَتْهُ الْفِتْنَةُ.
Dari Abu Ammar, Hudzaifah as berkata, “Sesungguhnya fitnah itu akan diperlihatkan kepada hati. Jika hati merasa senang dengan fitnah itu, muncullah noktah hitam padanya. Tetapi jika hati mengingkari, muncullah noktah putih. Apabila salah seorang di antara kalian ingin mengetahui apakah hatinya telah terjangkiti fitnah ataukah tidak, hendaklah dia mengevaluasi dirinya, jika dia menganggap sesuatu yang haram itu halal atau menganggap yang halal itu haram, berarti hatinya telah terjangkiti fitnah.” (1/610-611).
وَعَنْ إِبْرَاهِيمِ بْنِ هَمَّامٍ، عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ: لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يَنْجُوْ فِيْهِ إِلَّا مَنْ دَعَا بِدُعَاءِ كَدُعَاءِ الغَرِيْقِ.
Dari Ibrahim bin Hammam, Hudzaifah berkata, “Sungguh, manusia akan menjumpai suatu zaman di mana tidak ada yang selamat pada saat itu kecuali orang yang berdoa sebagaimana doanya orang yang tenggelam.” (1/611).
BACA JUGA: Mutiara Nasihat Fudhail bin Iyadh
عَنْ سُفْيَانَ قَالَ: قَالَ حُذَيْفَةُ : إِنَّ الرَّجُلَ لَيَدْخُلُ الْمَدْخَلَ الَّذِي يَجِبُ أَنْ يَتَكَلَّمَ فِيْهِ لِلَّهِ، وَلَا يَتَكَلَّمُ، فَلَا يَعُودُ قَلْبُهُ إِلَى مَا كَانَ أَبَداً.
Dari Sufyan, Hudzaifah berkata, “Sungguh, seseorang masuk ke sebuah situasi yang mengharuskannya untuk berbicara karena Allah akan tetapi dia enggan berbicara, maka hatinya tidak kembali pada keadaan semula selama-lamanya.” (1/615-614).
عَنْ عُمَارَةَ بْنِ عَبْدٍ عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ: إِيَّاكُمْ وَمَوَاقِفَ الْفِتَنِ، قِيلَ وَمَا مَوَاقِفُ الْفِتَنِ يَا أَبَا عَبْدِ اللَّهِ؟ قَالَ: أَبْوَابُ الْأُمَرَاءِ، يَدْخُلُ أَحَدُكُمْ عَلَى الْأَمِيرِ فَيُصَدِّقُهُ بِالْكَذِبِ وَيَقُوْلُ مَا
Dari Umarah bin Abd, Hudzaifah berkata, “Jauhilah tempat-tempat fitnah.” Ada yang bertanya, “Apa itu tempat-tempat fitnah wahai Abu Abdillah?” Beliau menjawab, “Pintu-pintu para penguasa. Salah seorang di antara kalian menemui seorang penguasa lalu dia membenarkannya dengan kedustaan dan mengatakan apa yang tidak semestinya.” (1/614). []
Sumber: Ensklopedia Hikmah / Penulis: Ibnul Andil Bari El-“Afifi / Penerbit: Kuttab / Cetakan 1, 2021
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: Join Group WA (WhatsApp Group)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam


