Bayangkan suasana pagi di Madinah pada hari Jumat, tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 622 M. Udara cerah, tetapi hati penduduk Madinah jauh lebih cerah. Kota yang dulunya bernama Yatsrib itu sedang menanti kedatangan seorang tamu agung yang sejak lama mereka rindukan: Muhammad ﷺ, sang Nabi terakhir.
Hari itu, riuh suara anak-anak dan perempuan memenuhi jalan-jalan sempit kota. Para pemuka suku Aus dan Khazraj berdiri berbaris, menunggu di pinggir jalan yang diperkirakan akan dilalui kafilah kecil dari Mekkah. Semua wajah penuh harap. Mereka bukan sekadar menanti seseorang yang asing, tetapi menunggu pemimpin yang akan menyatukan mereka, mengobati luka lama akibat peperangan antarsuku, dan menuntun mereka menuju cahaya iman.
Dalam sebuah riwayat yang diriwayatkan oleh Al-Bara bin Aazib, beliau berkata: “Orang yang pertama datang kepada kami (dari kaum Muhajirin) adalah Mush’ab bin Umair dan Ibnu Ummi Maktum. Keduanya membacakan Al-Quran kepada orang-orang. Kemudian datang Nabi ﷺ setelahnya. Aku tidak pernah melihat penduduk Madinah bergembira sebagaimana gembiranya mereka dengan kedatangan Rasulullah ﷺ hingga para budak wanita pun berseru, ‘Rasulullah ﷺ telah datang!’” (HR Bukhari).
BACA JUGA: Abu Bakar, Ketika Hijrah
Betapa kuat rasa cinta penduduk Madinah kepada Rasulullah ﷺ, meskipun sebagian besar dari mereka belum pernah melihat wajah beliau sebelumnya. Namun dakwah yang dibawa oleh Mush’ab bin Umair, sang duta pertama Islam di Madinah, telah menumbuhkan benih iman yang kokoh di hati mereka.
Tatkala Rasulullah ﷺ tiba, sejarah mencatat betapa agung sambutannya. Penduduk Madinah keluar dari rumah mereka, memadati jalanan sambil melantunkan syair pujian yang sangat masyhur hingga kini:
“Thala‘a al-badru ‘alaynā, min thaniyyāti al-wadā‘…”
Telah terbit bulan purnama di atas kami, dari celah-celah bukit Wada’.
Mereka seakan menyambut datangnya cahaya penuntun kegelapan, cahaya yang akan menghapuskan permusuhan, dan menanamkan kasih sayang.
Setibanya di Madinah, Rasulullah ﷺ tidak hanya disambut sebagai seorang tamu, tetapi juga sebagai pemimpin, guru, dan hakim. Madinah berubah menjadi pusat peradaban Islam. Di sanalah Rasulullah ﷺ membangun Masjid Nabawi—tempat yang tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga tempat berkumpulnya umat, belajar, dan bermusyawarah.
Tak jauh dari situ berdiri Masjid Quba, masjid pertama yang dibangun Rasulullah ﷺ saat singgah di Quba, di pinggiran Madinah. Rasulullah ﷺ sendiri bersabda, “Barangsiapa berwudhu di rumahnya lalu datang ke Masjid Quba, kemudian shalat di dalamnya, maka ia mendapat pahala seperti pahala umrah.” (HR Tirmidzi).
Ada pula Masjid Qiblatain, masjid bersejarah di mana perintah Allah untuk memindahkan arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka’bah di Mekkah diturunkan.
BACA JUGA: Orang yang Berhijrah
Seiring berjalannya waktu, Madinah menjadi pusat pemerintahan Islam pertama di bawah pimpinan langsung Rasulullah ﷺ. Setelah beliau wafat, kepemimpinan dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin: Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Dari Madinah inilah, cahaya Islam menyebar ke seluruh jazirah Arab, bahkan melampauinya.
Selain menjadi pusat pemerintahan, Madinah juga menjadi tempat turunnya banyak surah Al-Qur’an yang dikenal sebagai surah Madaniyah. Ayat-ayat Madaniyah ini memiliki gaya dan tema yang berbeda dibandingkan surah Makkiyyah. Di Madinah, ayat-ayat Al-Qur’an lebih banyak berbicara tentang hukum, tata cara bermasyarakat, jihad, dan pembinaan umat—sejalan dengan kehidupan kaum Muslimin yang telah membentuk sebuah negara.
Hijrah Nabi ﷺ bukan sekadar perpindahan fisik dari satu kota ke kota lain, tetapi juga menjadi titik balik sejarah umat manusia. Madinah menjadi saksi lahirnya peradaban yang dibangun atas dasar iman, persaudaraan, dan keadilan.
Sampai hari ini, jejak langkah Rasulullah ﷺ dan para sahabat masih terpatri kokoh di tanah Madinah—menjadi pelajaran dan sumber inspirasi bagi setiap hati yang merindukan cahaya petunjuk. []
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: Join Group WA (WhatsApp Group)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam


