
Orang yang bermuka dua di dunia, mendatangi sekelompok orang dengan satu wajah dan mendatangi kelompok lain dengan muka berbeda, pada hari kiamat akan datang dengan lidah dari api neraka, mereka adalah makhluk paling buruk pada hari kiamat.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah bersabda:
تَجِدُونَ مِنْ شِرَارِ النَّاسِ ذَا الْوَجْهَيْنِ الَّذِي يَأْتِ هَؤُلَاءِ بِوَجْهِ وَهَؤُلَاءِ بِوَجْهِ
“Kalian akan mendapati di antara seburuk-buruk manusia pada hari kiamat, (yaitu) orang yang bermuka dua; ia mendatangi sekelompok orang dengan satu muka dan mendatangi kelompok lain dengan muka berbeda.” (Muttafaq ‘alaih)
Diriwayatkan dari Ammar bin Yasir, ia berkata: Rasulullah bersabda: “Barangsiapa bermuka ganda di dunia, pada hari kiamat ia memiliki lidah dari neraka.” (Abu Dawud).
BACA JUGA: Yang Mengatakan Hari Kiamat Tidak Ada
Barangsiapa berkhianat, ia datang dengan membawa barang yang ia khianati pada hari kiamat.
Allah berfirman:
وَمَا كَانَ لِنَبِي أَن يَغُلَّ وَمَن يَغْلُلْ يَأْتِ بِمَا غَلَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ )
“Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu, kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya.” (QS. Ali ‘Imran: 161)
Syaikh As-Sadi menafsirkan, ghulul adalah menyembunyikan harta rampasan perang dan mengkhianati setiap harta yang diurus oleh seseorang. Hukumnya haram berdasarkan ijma, bahkan termasuk dalam jajaran dosa besar, seperti yang ditun-jukkan oleh ayat di atas dan juga nash-nash lain.
Setelah itu Allah menyampaikan ancaman pelaku peng-khianatan, Allah berfirman: “Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu, kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya.” (QS. Ali ‘Imran: 161) Yaitu, ia akan datang membawa harta yang ia khianati itu dengan dipanggul di atas punggung, baik berupa hewan, benda atau yang lain, kemudian dengan benda itu ia disiksa pada hari kiamat. (Taisirul Karim ar-Rahman, hal: 155)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata:
قَامَ فِينَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ، فَذَكَرَ الْغُلُولَ فَعَظَمَهُ وَعَظَمَ أَمْرَهُ ، ثُمَّ قَالَ : لَا أُلْفِيَنَّ أَحَدَكُمْ يَجِيءُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رَقَبَتِهِ بَعِيرٌ لَهُ رُغَاءُ، يَقُولُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَعْثْنِي،
فَأَقُولُ : لَا أَمْلِكُ لَكَ شَيْئًا قَدْ أَبْلَغْتُكَ لَا أُلْفِيَنَّ أَحَدَكُمْ يَجِيءُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رَقَبَتِهِ فَرَسٌ لَهُ حَمْحَمَةٌ، فَيَقُولُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَغِثْنِي، فَأَقُولُ : لَا أَمْلِكُ لَكَ شَيْئًا قَدْ أَبْلَغْتُكَ لَا أُلْفِيَنَّ أَحَدَكُمْ يَجِيءُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رَقَبَتِهِ شَاةٌ لَهَا ثُغَاءُ، يَقُولُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَغِثْنِي، فَأَقُولُ : لَا أَمْلِكُ لَكَ شَيْئًا قَدْ أَبْلَغْتُكَ لَا أُلْفِيَنَّ أَحَدَكُمْ يَجِيءُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رَقَبَتِهِ نَفْسٌ لَهَا صِيَاحٌ، فَيَقُولُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَعْتُنِي، فَأَقُولُ : لَا أَمْلِكُ لَكَ شَيْئًا قَدْ أَبْلَغْتُكَ لَا أُلْفِيَنَّ أَحَدَكُمْ يَجِيءُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رَقَبَتِهِ رِقَاعٌ تَخْفِقُ، فَيَقُولُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَعْثْنِي، فَأَقُولُ : لَا أَمْلِكُ لَكَ شَيْئًا قَدْ أَبْلَغْتُكَ لَا أُلْفِيَنَّ أَحَدَكُمْ يَجِيءُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رَقَبَتِهِ صَامِتٌ، فَيَقُولُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَعْثْنِي فَأَقُولُ لَا أَمْلِكُ لَكَ شَيْئًا قَدْ أَبْلَغْتُكَ
“Pada suatu hari Rasulullah berdiri di antara kami me-nyampaikan tentang pengkhianatan, beliau memperbesar dan mengagungkan masalah ini, setelah itu beliau ber-sabda: Jangan sampai aku menemui salah seorang di antara kalian yang datang pada hari kiamat sementara di atas lehernya terdapat seekor unta yang bersuara lalu ia berkata: Wahai Rasulullah, tolonglah aku. Lalu aku men-jawab: Aku tidak kuasa sama sekali untuk menolongmu dari (siksa) Allah, aku sudah menyampaikan (masalah ini) kepadamu. Jangan sampai aku menemui salah seorang di antara kalian yang datang pada hari kiamat sementara di atas lehernya terdapat seekor keledai yang meringkik lalu ia berkata: Wahai Rasulullah, tolonglah aku. Lalu aku menjawab: Aku tidak kuasa sama sekali untuk menolongmu dari (siksa) Allah, aku sudah menyampaikan (masalah ini) kepadamu. Jangan sampai aku menemui salah seorang di antara kalian yang datang pada hari kiamat sementara di atas lehernya terdapat seekor kambing yang mengembik lalu ia berkata: Wahai Rasulullah, tolonglah aku. Lalu aku menjawab: Aku tidak kuasa sama sekali untuk menolongmu dari (siksa) Allah, aku sudah menyampaikan (masalah ini) kepadamu. Jangan sampai aku menemui salah seorang di antara kalian yang datang pada hari kiamat sementara di atas lehernya terdapat nyawa yang berteriak lalu ia berkata: Wahai Rasulullah, tolonglah aku. Lalu aku menjawab: Aku tidak kuasa sama sekali untuk menolongmu dari (siksa) Allah, aku sudah menyampaikan (masalah ini) ke-padamu. Jangan sampai aku menemui salah seorang di antara kalian yang datang pada hari kiamat sementara di atas lehernya terdapat kain yang berkibar lalu ia berkata: Wahai Rasulullah, tolonglah aku. Lalu aku menjawab: Aku tidak kuasa sama sekali untuk menolongmu dari (siksa) Allah, aku sudah menyampaikan (masalah ini) ke-padamu. Jangan sampai aku menemui salah seorang di antara kalian yang datang pada hari kiamat sementara di atas lehernya terdapat emas dan perak lalu ia berkata: Wahai Rasulullah, tolonglah aku. Lalu aku menjawab: Aku tidak kuasa sama sekali untuk menolongmu dari (siksa) Allah, aku sudah menyampaikan (masalah ini) kepadamu.” (Al-Bukhari, Fathul Bari, 6/3073, Muslim, hadits nomor 1831)
Diriwayatkan dari Abu Hamid as-Sa’idi, ia berkata:
اسْتَعْمَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا مِنْ بَنِي أَسْدٍ، يُقَالُ لَهُ ابْنُ الْأُتَبِيَّةِ عَلَى صَدَقَةٍ فَلَمَّا قَدِمَ، قَالَ : هَذَا لَكُمْ وَهَذَا أُهْدِيَ
لِي، فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمِنْبَرِ، قَالَ سُفْيَانُ أَيْضًا فَصَعِدَ الْمِنْبَرَ فَحَمِدَ اللهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ : مَا بَالُ الْعَامِلِ نَبْعَثُهُ فَيَأْتِي يَقُولُ هَذَا لَكَ وَهَذَا لِي، فَهَلَّا جَلَسَ فِي بَيْتِ أَبِيهِ وَأُمِّهِ فَيَنْظُرُ أَيُهْدَى لَهُ أَمْ لَا، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يَأْتِي بِشَيْءٍ إِلَّا جَاءَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَحْمِلُهُ عَلَى رَقَبَتِهِ إِنْ كَانَ بَعِيرًا لَهُ رُغَاءٌ أَوْ بَقَرَةً لَهَا خُوَارٌ أَوْ شَاةً تَيْعَرُ ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى رَأَيْنَا عُفْرَتَيْ إِبْطَيْهِ أَلَا هَلْ بَلَّغْتُ ثَلَاثًا
“Rasulullah menunjuk seseorang dari Azd yang bernama Ibnu Latbiyah untuk mengurus zakat, setelah itu ia datang dan berkata: Ini untukmu, ini diberikan kepadaku sebagai hadiah. Setelah itu Rasulullah berdiri di atas mimbar lalu bersabda: Ada apa dengan seorang pekerja yang aku utus untuk suatu pekerjaan, kenapa ia tidak duduk saja di rumah ayah dan ibunya lalu menanti apakah akan diberi hadiah ataukah tidak? demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah salah seorang dari kalian mem-bawa sedikit pun dari barang itu melainkan pada hari kiamat akan ia pikul di atas lehernya, meski berupa unta yang meringik, sapi yang bersuara, atau pun kambing yang mengembik. Setelah itu beliau mengangkat kedua tangan hingga kami melihat putihnya kedua ketiak beliau, setelah itu beliau bersabda: Ya Allah, bukankah sudah aku sam-paikan? Rasulullah mengucapkannya sebanyak tiga kali.” (Al-Bukhari, 5/2597)
BACA JUGA: Sebutan-sebutan Hari Kiamat dalam Alquran
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata:
حَدَّثَنِي عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ قَالَ : لَّمَا كَانَ يَوْمُ خَيْبَرَ أَقْبَلَ نَفَرٌ مِنْ صَحَابَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالُوا : فُلَانٌ شَهِيدٌ فُلَانٌ شَهِيدٌ حَتَّى مَرُّوا عَلَى رَجُلٍ، فَقَالُوا : فُلَانٌ شَهِيدٌ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كَلَّا إِنِّي رَأَيْتُهُ فِي النَّارِ فِي بُرْدَةٍ غَلَّهَا أَوْ عَبَاءَةِ، ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَا ابْنَ الْخَطَّابِ اذْهَبْ ؟ فَنَادِ فِي النَّاسِ أَنَّهُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلَّا الْمُؤْمِنُونَ ، قَالَ : فَخَرَجْتُ فَنَادَيْتُ أَلَا إِنَّهُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلَّا الْمُؤْمِنُونَ
“Umar bin Khaththab bercerita kepadaku, ia berkata: Saat perang Khaibar, sekelompok sahabat nabi datang, mereka menyampaikan: Fulan syahid, fulan syahid, hingga mereka menyebut seseorang lalu berkata: Fulan syahid. Saat itu Rasulullah bersabda: Tidak, sungguh aku melihatnya di neraka karena kain selimut atau baju panjang yang ia khianati (curi). Setelah itu Rasulullah bersabda: Pergilah lalu serukan kepada semua orang, sungguh tidaklah masuk surga selain orang-orang mukmin. (Muslim, hadits nomor 114). []
Sumber: Ar-Riyad an-Naadirah fii Shahiih ad-Daaril Akhirah (Prahara Padang Mahsyar – Ulasan Mendalam tentang Peristiwa Pengumpulan Manusia di Padang Mahsyar, Huru-Hara Kiamat, Hisab, Mizan, Telaga, Shirath, Syafaat, & Fatwa-Fatwa tentang Akhirat / Penulis: Dr. Ahmad Musthafa Mutawalli / Penerbit: Pustaka Dhiya’ul Ilmi /Cetakan Pertama: Rabiul Awwal 1439 H/Nopember 2017 M
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: Join Group WA (WhatsApp Group)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam