Satu kali. Seorang laki-laki datang menghadap Thalhah bin Musharrif. Mengadulah ia. Tentang anaknya yang membuatnya risau.
“Minta tolonglah dalam masalah anakmu itu dengan ayat ini,” Demikian Thalhah menjawab aduan laki-laki tadi.
Lalu dibacakannya :
رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
“Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (Al Ahqaf:15)
Syaikh al-Sa’di menafsirkan ayat tersebut: “Sesungguhnya baiknya orangtua dengan ilmu dan amal termasuk sebab yang besar untuk baiknya anak mereka.”
Menjadi orangtua berarti belajar sepanjang usia. Melibatkan Allah dalam setiap tindakan. Memperbaiki ilmu dan amal. Semoga dengannya, menjadi wasilah kebaikan anak keturunan. []
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: wa.me/6285860492560 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam20
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam