Kekayaan yang dimaksudkan di sini adalah kekayaan jiwa yang memiliki sifat qana’ah yaitu merasa cukup dengan apa yang Allah berikan kepadanya. Baik ketika dzahirnya adalah kaya maupun tidak kaya dimata manusia karena ukuran kekayaan apa yang ada di dalam jiwa sebagaimana kata Rasulullah ﷺ, Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
“Kaya bukanlah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia. Namun kaya (ghina’) adalah hatiyang selalu merasa cukup”. (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051).
Dia senantiasa ridho kepada Allah dengan apa yang Allah berikan kepadanya, sebagaimana dalam hadist Rasulullah bersabda:
وَارْضَ بِمَا قَسَمَ اللهُ لَكَ تَكُنْ أَغْنَى النَّاسِ
“Ridholah dengan apa yang Allah bagikan untukmu maka engkau akan menjadi manusia yang terkaya.” (HR At-Tirmidzi). Adapun ketika dia tidak pernah merasa cukup karena sifat manusia adalah sifat ketamakan maka dia adalah orang yang miskin. []
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: Join Group WA (WhatsApp Group)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam