Rasulullah ﷺ biasa masuk ke dalam kebun kurma milik Abi Thalhah (Zaid bin Sahl) dan berteduh di sana serta minum dari airnya. Kebun kurma ini dinamakan Bayruha’ dan menghadap ke arah masjid.
Kemudian turun ayat, “Sekali-kali kamu tidak sampai pada kebaikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.” (Ali Imran: 92)
Segera Abu Thalhah mendatangi Rasulullah ﷺ dan berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah telah berfirman, Sekali-kali kamu tidak sampai pada kebaikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai’.”
“Harta yang aku cintai adalah kebun Bayruha’, aku sedekahkan kebun tersebut dengan harapan mendapatkan kebaikan sekaligus sebagai simpanan di sisi Allah. Maka ambillah dan letakkan ia di tempat yang pantas menurutmu.”
Lalu Rasulullah ﷺ berkata, “Inilah harta yang diberkahi. Aku telah mendengar apa yang kauucapkan dan aku menerimanya. Aku kembalikan lagi kepadamu dan berikanlah ia kepada kerabat-kerabat terdekatmu.”
Abu Thalhah berkata, “Akan aku lakukan hal tersebut, wahai Rasulullah.”
Kemudian Abu Thalhah membagikannya kepada kerabat-kerabat dan sepupunya. Ia juga memberikan bagian kepada Rasulullah. Kemudian Rasulullah memberikan bagiannya tersebut kepada seorang penyair, Hassan bin Tsabit al-Anshari. Kisah ini diriwayatkan oleh Anas bin Malik. []
Sumber: Nabi Muhammad di Hati Para Sahabat/Walid al-A’zhami/Qalam
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: Join Group WA (WhatsApp Group)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam