Berzikir juga bisa berarti mengingat Allah SWT dalam berbagai keadaan, bagaimana pun keadaannya ia tetap mengingat Allah. Ia selalu merasa dilihat dan diawasi segala gerak-geriknya oleh Allah.
Sehingga dimanapun ia berada, ia tidak berani melakukan hal yang dilarang. Contoh : Puasa, ketika kita berpuasa kita menahan lapar dan haus serta menahan dari perkataan dan perbuatan yang tidak baik. Hal ini kita lakukan setiap hari sampai satu bulan di bulan Ramadhan.
Puasa melatih pikiran dan hati kita untuk memahami bahwa Allah mengetahui segala perbuatan yang kita lakukan. Dengan demikian kita tidak berani melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah. Inilah makna zikir kepada Allah .
Zikir dan seluruh amal shalih sangat erat kaitannya dengan ketenangan batin. Dan ketenangan batin itu sangat erat hubungannya dengan kebahagiaan hidup.
Seorang salafushalih yang tinggal sendirian di tengah padang pasir pernah ditanya, “Apakah engkau tidak merasa terancam?”
Ia mengatakan, “Apakah ada orang yang merasa terancam dan khawatir bersama Allah?” jawabnya.
Tak berbeda jauh maknanya dengan apa yang diungkapkan oleh Muslim bin Yasar, yang mengatakan, “Tak ada kenikmatan yang melebihi kenikmatan sendiri menghadap Allah dalam sepi (berkhalwat).”
Rumah orang yang melakukan zikrullah akan bercahaya bak bintang. Seperti disebutkan dalam sebuah hadits, Abu Hurairah menyampaikan sabda Rasulullah ﷺ bahwa Allah akan menerangi rumah orang yang berzikir hingga rumah itu akan terlihat oleh penduduk langit.
“Sesungguhnya penghuni langit melihat rumah-rumah ahli dzikir yang diterangi oleh dzikir mereka. Sinar itu bercahaya seperti bintang bagi penduduk bumi,” ucap Rasulullah ﷺ. []
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: wa.me/6285860492560 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam20
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam