JOIN GRUP WHATSAPP: Pusat Studi Islam

Kajian

Adab Nasihat

Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al Ashr:

” Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” (QS. Al Ashr: 1-3)

Ibnu Daqiq Al-‘Ied mengatakan bahwa kalimat nasihat memiliki arti yang komprehensif. Nasihat berarti segala bentuk kebaikan yang diberikan demi kebaikan orang yang diberi nasihat.

Nasihat menjadi sebuah kebutuhan dan kebiasaan diantara para ulama. Saat mereka bersua satu dengan yang lain, maka satu hal yang selalu mereka minta adalah, “Berikan aku nasihat.”

Pentingnya kedudukan nasihat juga tergambar dalam surat Al Ashr. Merugilah orang yang tidak mau saling menasihati atau menolak menerima nasihat.

Makna lainnya adalah, nasihat menasihati akan mendatangkan keuntungan antara mukmin satu dengan lainnya. Memberi nasihat atau menerimanya, berarti telah membuka peluang untuk menutup dan memperbaiki ‘cacat’ yang ada dalam diri.

Namun tentu saja, dalam memberi atau menerima nasihat ada adab yang harus dijaga. Tidak semata karena pentingnya kedudukan nasihat, lantas menjadikan seorang mukmin bebas memberikannya tanpa memperhatikan etika.

Adab yang paling dasar adalah berikanlah nasihat secara sembunyi-sembunyi. Apabila hendak menasihati seseorang karena ada kekurangan padanya, Jaga untuk tidak melakukannya di tengah keramaian.

Hal ini menjadi urgen karena ada kehormatan diri yang harus dijaga. Menjaga hati penerima nasihat dari rasa sakit, sehingga menghindarkannya dari rasa keras hati dan menolak nasihat yang diberi.

Lebih dari itu, tentu saja sudah menjadi kewajiban seorang mukmin untuk menutup aib mukmin lainnya. Sehingga Allah Ta’ala juga menutup aibnya di dunia dan akhirat

Ulama mengatakan, “Barangsiapa menasihati saudaranya empat mata, maka itulah nasihat yangsebenarnya. Sebaliknya, barangsiapa menasihati seseorang di khalayak ramai, maka itu adalah penghinaan.”

Fudhail bi Iyaddh juga mengatakan, “Diantara ciri orang mukmin adalah menutupi aib saudaranya dan menasihatinya. Sedangkan diantara ciri orang durhaka adalah membuka aib seseorang dan menghinanya.” []

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: Join Group WA (WhatsApp Group)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam

Related posts
Kajian

Hukum Muslim Tidak Bisa Baca Al-Quran

Kajian

Hukum Berdoa Agar Panjang Umur

Kajian

Yang Suka Mengumpat

Kajian

5 Waktu Terlarang untuk Shalat

Leave a Reply