JOIN GRUP WHATSAPP: Pusat Studi Islam

Ibrah

Tongkat Syeikh Kurani

Saat proses kelahiran anak ketiganya, Murad II menenangkan diri dengan tilawah Quran. Sampailah bacaannya di Surat Al-Fath, yang berisi janji kemenangan. Saat itu pula lahirlah anak yang ditunggunya. Mehmed II.

Peristiwa terbunuhnya anak pertama dan keduanya, membuat sang Sultan mencurahkan perhatian dan harapan pada Mehmed.

Mehmed, terbiasa dikelilingi ulama terbaik pada zamannya. Dengan kedudukannya, berbagai perlakuan istimewa biasa ia terima, termasuk dari guru yang mengajarinya. Sang ayahpun melihat, sifat keras muncul pada anaknya. Bahkan terdengarlah pengakuan beberapa ulama yang merasa kesulitan mengendalikannya.

Mengarahkan kekerasan sifat dan membentuk kepribadian anaknya, adalah agenda besar Sultan Murad. Maka, dipilihlah dua ulama terbaik, Syaikh Ahmad Al-Kurani dan Syaikh Aaq Syamsudin.

“Ayahmu mengutusku untuk mendidikmu dan memukulmu bila engkau tidak menurutiku,” kalimat pertama yang disampaikan Syaikh Al-Kurani kepada Mehmed remaja saat perjumpaan pertama mereka.

Anak sang Sultan tertawa. Menganggap kalimat itu tak bermakna. Dengan perlakuan yang ia terima selama ini, siapa yang berani memukulnya?

Namun, seketika tawanya terhenti. Pukulan tongkat Syaikh Al-Kurani mengenainya saat itu juga. Di tengah majelis.

Tahulah Mehmed, guru barunya ini bukan orang biasa.

Di bawah asuhan Al-Kurani, Mehmed menyerap ayat-ayat Quran. Mempelajari dan menghapalkannya. Di sinilah ia mulai mempelajari adab ilmu.

Tak sekalipun gurunya memperlakukannya berbeda, apalagi istimewa. Syaikh bahkan tidak pernah mencium tangan anak Sultan ini, sebagaimana ulama lain melakukannya. Teguran keras bahkan diberikan sang guru ketika ada syariat yang terlanggar oleh Mehmed.

Guru yang bukan sembarang guru. Sosok ulama yang kompeten dalam keilmuannya. Memiliki kedekatan kepada Allah dalam ibadahnya.

Inilah salah satu sosok guru yang menghantarkan Mehmed II kelak menjadi pemimpin yang ketakwaannya pada Allah dicatat besar oleh sejarah. Salah satu guru, yang mengantarkannya menjadi sang penakluk Konstantinopel. Yang namanya terus kita ingat sampai hari ini. Muhammad al Fatih. []

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: wa.me/6285860492560 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam20
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam

Related posts
Ibrah

Ar Robi’ bin Khutsaim Menggali Kubur di Rumahnya Sendiri

Ibrah

Abu Zur’ah rahimahullahu: Masih Semangat Menyampaikan Hadits Ketika Sakaratul Maut

Ibrah

Istighfar dan Taubat Adalah Solusi

Ibrah

Wafatnya Imam Ahmad

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *