Memilki anak yang berprestasi dalam proses menuntut ilmu, tentu hal yang sangat membanggakan. Namun, apakah ukuran prestasi itu? Apa pula ukuran kebanggaan itu?
Apakah nilai fantastis yang didapatkan anak saat ujian? Atau kumpulan hapalannya yang mengagumkan?
Untuk memahami hal tersebut, mari kita belajar dari ibunda Imam Sufyan Ats-Tsauri.
Beliau adalah seorang ulama terkemuka. Imam bidang hadits dan keilmuan lainnya. Tegas. Zuhud. Wara.
Saat sang bunda melepaskannya ke majelis ilmu. Dibekalinya sang anak dengan sebuah pesan panjang.
“Nak, jika kamu telah menulis sepuluh hadits, maka lihatlah jiwamu. Apakah ia bertambah takut, lembut, dan wibawa. Jika kamu tak melihat itu, ketahuilah bahwa ilmumu itu membahayakanmu dan tidak bermanfaat bagimu.”
Perhatikan nasihatnya. Bukan jumlah bilangan yang sang bunda pesankan. Karena itu bukan jaminan keberhasilan. Juga tidak menjadi tolok ukur pemahaman.
Jiwa yang dipenuhi rasa takut dan ketaatan pada Rabb yang sang bunda tekankan. Karena, itulah tujuan akhir pendidikan.
Mari kita lihat kembali ukuran kita. Sudahkah ini menjadi bagian dari nasihat untuk anak-anak kita? []
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: Join Group WA (WhatsApp Group)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam
