
Dalam Surah Al-An’am : 82 Allah berfirman yang artinya, “Orang-orang beriman dan tidak mencampuradukkan keimanannya dengan kezaliman, merekalah orang-orang yang mendapatkan keamanan dan mendapat petunjuk.”
Para sahabat bingung dengan ayat ini. Pasalnya, hampir semua mereka tidak bisa lepas dengan kezaliman. Terutama dalam skala kecil. Seperti, menginjak semut atau yang lain, tidak memberikan nafkah keluarga dengan layak karena keterbatasan, dan lainnya.
Kemudian Nabi menjelaskan bahwa kezaliman yang dimaksud ayat ini adalah kemusyrikan.
Seperti yang tercantum dalam Surah Luqman, artinya, “Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya untuk memberikan pelajaran, ‘Wahai anakku, janganlah kalian menyekutukan Allah. Sesungguhnya kemusyrikan itu kezaliman yang besar.”
Boleh jadi, dalam lisan dan pengetahuan kita tidak ada keinginan untuk musyrik kepada Allah. Tapi, ada budaya, kebiasaan, dan hal-hal lain yang tanpa disadari sebenarnya juga termasuk menyekutukan Allah.
Periksalah segala kebiasaan turun-temurun kita. Adakah hal itu termasuk menyekutukan Allah. Kenapa ada keyakinan bahwa yang memberikan untung rugi itu bukan Allah. Kenapa ada keyakinan bahwa yang melindungi rumah kita bukan Allah. Dan seterusnya.
Mohonlah ampunan kepada Allah atas segala kemusyrikan yang pernah dilakukan. Baik kemusyrikan yang disadari. Atau, kemusyrikan yang tidak disadari.
“Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari kemusyrikan yang aku sadari. Dan, dari kemusyrikan yang tidak aku sadari.” []
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: Join Group WA (WhatsApp Group)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam