JOIN GRUP WHATSAPP: Pusat Studi Islam

Sirah

Muhammad dan Kota Mekkah

Di negeri yang aman ini, di sekitar Ka’bah ini, hanya berisi manusia-manusia bengis yang menindas manusia-manusia lemah manusia-manusia sombong yang memperbudak manusia-manusia malang, manusia-manusia yang memandang para budak sebagai binatang, bahkan lebih rendah daripada itu. Hak-hak para budak itu tidak pernah diperhatikan.

Di negeri ini, di sekitar Ka’bah ini, begitu banyak dosa: orang-orang mendapatkan kehidupan dari hasil riba dan jual beli yang aneh, di sana berlaku hukum rimba: yang kuat memakan yang lemah bayi-bayi perempuan dikubur hidup-hidup, kaum perempuan direndahkan.

BACA JUGA: Saat Terjadi Fathu Mekkah (1)

Orang-orang meminum minuman keras secara berlebihan hingga menyebabkan mereka melakukan dosa-dosa lain, mereka berzina secara terang-terangan mereka berjudi.

Ya Robbi! Tidak ada dosa yang tak mereka kerjakan.

Engkau telah mengutus Ibrahim untuk menyebarkan ajaran yang lurus membangun rumah-Mu di sini, menegakkan agama-Mu di sini. Tapi, kini, orang-orang tidak mendapatkan semua itu dan membuat tuhan sendiri.

Ya Robbi! Engkau Maha Besar. Sampai kapan ini akan berlangsung?

Muhammad teringat akan hari-harinya yang menyenangkan di Mekkah. Ia memiliki orang-orang yang ia kasihi dan sayangi. Ada paman yang sangat penyayang, Abu Thalib, serta anaknya, Ali. Juga ada paman paman yang lain: Hamzah “Si Pemburu Singa”, Abbas, dan Abu Lahab. Ada sang istri, Khadijah, perempuan agung yang penuh cinta dan telah memberi empat buah hati. Di sisi Khodijah, Muhammad merasakan kasih sayang yang tak putus-putus. Muhammad juga memiliki Zaid, seorang pelayan yang kemudian dijadikan anak angkat. Dalam keluarga ini, Muhammad merasakan ketenangan, kebahagiaan, dan kedamaian.

BACA JUGA: Dzikir dan Tafakur Muhammad di Gua Hira

Muhammad juga teringat dengan orang-orang yang baik hati. Ada Abu Bakar, Ustman, Thalhah, Zubair, Sa’d, Saad, Abu Ubaidah, Abdurrahman bin Auf, Al-Arqom Ibnu Abu Al-Arqom dan lain-lain. Mereka adalah kalangan orang tua dan pemuda yang merasakan ketidaknyamanan berdampingan dengan orang-orang sesat.

Namun apa yang dapat mereka lakukan untuk menghadapi orang-orang Quraisy yang berkubang dalam tradisi jahiliyah? []

Sumber: Sahabat Muhammad, Kisah Cinta Generasi dan Pergulatan Iman Generasi Muslim Awal, Karya: Dr. Nizar Abasyah, Penerbit: Zaman, Cetakan 1, 2014

 

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: Join Group WA (WhatsApp Group)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam

Related posts
Sirah

Doa Rasulullah Mengenai Keislaman Umar bin Khattab

Sirah

Abu Bakar, Takut dan Malu kepada Allah

Sirah

Abu Bakar dan Rasulullah: Orang yang Tersesat dan yang Menunjukkan Jalan

Sirah

Pujian Nabi untuk Umar bin Khattab

Leave a Reply