Mengapa para ulama merahasiakan shalat malamnya, hingga seakan-akan mereka tak mau orang lain mengetahuinya? Jika kita melihat ayat-ayat Al Qur’an dan hadits, tahulah kita bahwa setidaknya mereka memiliki tiga alasan:
Pertama, menjaga keikhlasan. Meskipun tingkatan mereka adalah ulama, mereka menyadari bahwa ketika orang lain melihat ibadah mereka, hal itu bisa menjadi buah bibir yang kadang menjadi godaan untuk tercampuri ujub, riya’ dan sum’ah.
Kedua, dengan merahasiakan shalat malamnya, para ulama dapat berdzikir dan bermunajat kepada Allah lalu berlinanglah air matanya. Kebiasaan ini akan menempatkan mereka pada golongan orang yang mendapat naungan Allah.
وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“Dan (orang ketujuh yang mendapat naungan Allah ialah) orang yang berdzikir kepada Allah di waktu sunyi, lalu berlinanglah air matanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ketiga, keutamaan shalat sunnah yang dirahasiakan, setara dengan 25 shalat sunnah yang dilihat orang lain.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
صَلَاةُ الرَّجُلِ تَطَوُّعًا حَيْثُ لَا يَرَاهُ النَّاسُ تَعْدِلُ صَلَاتَهُ عَلَى أَعْيُنِ النَّاسِ خَمْسًا وَ عِشْرِيْنَ
“Shalat sunnah seseorang yang tidak dilihat orang lain, setara dengan 25 ganjaran (shalat sunnah) yang dilihat orang lain.” (HR. Abu Ya’la, shahih menurut Al Albani)
Wallahu a’lam bish shawab. []
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: wa.me/6285860492560 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam20
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam