
Tidak kurang dari 4000 riwayat hadits ia hapalkan. Sosok ulama besar dengan karya yang besar pula. Dialah Imam Ahmad bin Hanbal, pemilik kitab Musnad Ahmad.
Kepada anak lelakinya, Abdullah, ia berikan bimbingan langsung. Setelah menyelesaikan Quran di usia belia, Abdullah diberinya tugas. Setiap hari menghapal dan menyetorkan hadits, langsung pada sang ayah. Setiap kali Abdullah menghapal satu hadits, diberinya semangat dan doa kebaikan.
Namun, ketika hapalan hadits Abdullah mencapai jumlah 1000, berkata Imam Ahmad pada sang anak, “Nak, semua hadits yang kamu hapal adalah dhoif.”
Menghapal ribuan hadits tentu bukan perjuangan yang mudah. Lalu mengapa hadits dhoif?
“Supaya engkau tahu, menuntut ilmu itu tidaklah mudah,” jelas sang Ayah.
Pelajaran besar dari sang Ayah dengan kapasitas ilmu dan karya yang besar pula. Maka di kemudian hari, pada salah satu kitabnya, tersimpan satu bab yang ditulis dan ditambahkan Abdullah, sang anak. Menjadi kitab, buah karya ayah dan anak.
Kebesaran ayah yang diteruskan pada anaknya.
Keluasan ilmu ayah yang diajarkan langsung pada anak
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: Join Group WA (WhatsApp Group)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam