
“Wahai Syaikh, wasiatilah aku,” berkata Hilal bin Isaf Al Asyja’i kepada Ar Rabi’ bin Khutsaim. Pada saat itu Hilal sedang mengujungi kediaman Ar Rabi’.
Ar Rabi’ berkata, “Wahai Hilal, janganlah sekali-kali kamu tertipu oleh banyaknya sanjungan orang kepadamu, karena manusia tidak mengetahui melainkan hal yang lahir saja darimu.
“Ketahuilah bahwa nasibmu tergantung pada amalanmu, dan setiap perbuatan yang bukan karena mengharap wajah Allah, ia akan hilang.”
Mundzir bin Ya’la Ats Tsauri yng datang menemani Hilal, kemudian berkata, ” Wahai Syaikh, wasiatilah juga aku. Mudah-mudahan Allah membalas kebaikanmu.”
Ar Rabi’ lalu berkata, “Wahai Mundzir, bertakwalah kepada Allah terhadap apa yang kamu ketahui. Apa yang tidak kamu ketahui, maka serahkanlah kepada orang yang mengetahuinya.
“Wahai Mundzir, janganlah salah seorang diantara kalian berkata, ‘Ya Allah, sesungguhnya aku bertaubat kepada-Mu,’ kemudian dia tidak bertaubat, maka itu suatu kebohongan. Akan tetapi hendaklah ia berkata, ‘Ya Allah, ampunilah aku,’ maka itu berarti do’a.
“Ketahuilah wahai Mundzir, perkataan baik hanya ada pada tahlil, tahmid, takbir, tasbih, memohon kebaikan, berlindung dari keburukan, menyuruh berbuat ma’ruf, melarang berbuat mukar, dan membaca Al-qur’an.”
Demikianlah sebagian wasiat indah dari Ar Rabi’ bin Khutsaim. Yang Abdullah bin Mas’ud pernah berkata padanya, “Wahai Abu Yazid, seandainya Rasulullah saw melihatmu, tentu beliau akan mencintaimu.” []
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: Join Group WA (WhatsApp Group)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam