
Persahabatan bukan sekadar soal keakraban atau kebersamaan. Dalam Islam, sahabat memiliki kedudukan mulia yang dapat menjadi sebab keselamatan seseorang di dunia hingga akhirat. Oleh karena itu, memilih sahabat sejati bukanlah perkara sepele.
Ibnu Jauzy rahimahullah pernah berpesan,
“Dalam persahabatan, hendaknya seseorang mementingkan lima perkara: akal, akhlak terpuji, tidak fasik (tidak kurang ajar), tidak menyimpang dari agama, dan tidak mementingkan urusan dunia.”
BACA JUGA: Teman Kita
Nasihat tersebut menjadi pengingat bagi setiap muslim agar tidak terbuai oleh kesenangan sesaat, ketenaran, atau kepentingan duniawi ketika menentukan siapa yang akan dijadikan teman dekat. Sebab, sahabat yang baik bukan hanya menemani saat senang, tetapi juga mengingatkan ketika salah dan menuntun menuju kebaikan.
Seseorang yang cerdas pasti menyadari pentingnya memilih sahabat dengan penuh kehati-hatian. Ini bukan karena ia sombong, melainkan karena ia memahami sabda Rasulullah ﷺ bahwa agama seseorang sangat dipengaruhi oleh sahabatnya:
“Seseorang itu tergantung agama teman dekatnya. Maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapa yang dijadikan teman dekat.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi)
Kesalahan dalam memilih teman bukan hanya berisiko pada kerugian dunia seperti salah memilih pekerjaan atau pasangan hidup, tetapi juga kerugian yang jauh lebih besar: kerugian iman dan akhirat. Oleh karena itu, mintalah selalu pertolongan kepada Allah agar Dia menjaga kita berada dalam lingkungan yang baik dan dikelilingi oleh orang-orang saleh.
Seorang ulama salaf pernah berkata,
“Teman yang baik adalah yang ketika kau lihat wajahnya, hatimu mengingat Allah; ketika kau dengar perkataannya, ilmumu bertambah; dan ketika kau lihat perbuatannya, engkau pun terdorong untuk beramal saleh.”
Betapa indahnya persahabatan yang didasari cinta karena Allah. Mereka saling menasihati, saling mendoakan, dan saling menguatkan di jalan kebenaran. Persahabatan seperti inilah yang akan menjadi cahaya di dunia dan kelak menjadi sebab kebahagiaan di akhirat.
BACA JUGA: Menjadi Teman Rasulullah ﷺ di Surga dengan Memperbanyak Sujud
Allah Subhanahu wa Ta’ala pun memberikan kabar gembira kepada mereka:
“Ingatlah, sesungguhnya kekasih-kekasih Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Yunus: 62)
Inilah puncak dari persahabatan yang diberkahi: saling mencintai hanya karena Allah, bukan karena harta, kepentingan, atau kesenangan dunia semata. Mereka yang saling mencintai karena Allah akan dinaungi oleh-Nya pada hari tiada naungan selain naungan-Nya. []
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: Join Group WA (WhatsApp Group)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam