JOIN GRUP WHATSAPP: Pusat Studi Islam

Sirah

Abu Bakar, Takut dan Malu kepada Allah

Abu Bakar

Selain zuhud, Abu Bakar juga dikenal sangat takut kepada Allah. Ia pernah berkata, “Demi Allah, aku sangat suka seandainya aku diciptakan sebagai pohon, yang dimakan dan ditebang.”

Dalam kesempatan lain ia berkata, “Duh, andai saja aku diciptakan sebagai rerumputan yang dimakan hewan ternak,”

“Seandainya aku hanyalah rambut di tubuh seorang mukmin.”

Suatu ketika, Abu Bakar melihat seekor burung hinggap di kerimbunan sebuah pohon, lalu ia terbang lagi dan hinggap di puncak pohon. Abu Bakar berkata, “Bahagialah kau, hai burung, kau makan dari pepohonan, berlindung di kerimbunan pepohonan, dan terbang melayang sekehendakmu. Celakalah kau, wahai Abu Bakar.”

Ketika memuji kepada Allah, Abu Bakar berkata, “Ya Allah, Engkau lebih mengetahui diriku ketimbang diriku sendiri. Dan aku lebih mengetahui diriku dibanding mereka. Ya Allah, jadikanlah aku lebih baik daripada sangkaan mereka, dan ampunilah aku atas segala hal yang tidak mereka ketahui, dan janganlah menyiksaku atas apa-apa yang mereka katakan tentangku.”

BACA JUGA:  Aisyah binti Abu Bakar dan Keutamaannya

Saking takutnya kepada Allah, ketika shalat, ia berdiri bagaikan tiang yang tegap tak tergoyahkan karena khusyuk.

Karena sangat takut kepada Allah, ia sering menangis mengharapkan ampunan-Nya sehingga kadang-kadang bacaan shalatnya tidak terdengar jelas.

Betapa besar rasa takutnya kepada Allah terlihat dari khutbah khutbahnya di hadapan kaum muslimon.  Awsath ibn Amr mengisahkan salah satunya untuk kita.

Ia bercerita, “Ketika aku datang ke Madinah satu tahun setelah Rasulullah wafat, aku mendengar Abu Bakar sedang berkhutbah di atas mimbar. la berkata, ‘Rasulullah berdiri untuk berkhutbah di hadapan kami pada tahun pertama.

“Tiga kali beliau memperingatkan manusia dan kemudian berkata, ‘Wahai manusia, memohonlah ampunan kepada Allah, karena Dia tidak memberikan kepada seseorang sesuatu yang lebih besar daripada pengampunan kecuali keyakinan, dan tidak ada lagi keraguan yang lebih besar daripada kekafiran.’

‘Selain itu, kalian harus jujur, karena kejujuran menunjuki kepada kebaikan dan keduanya mengarahkan ke surga. Jauhilah dusta, karena dusta menunjuki kepada kejahatan, dan keduanya mengarahkan ke neraka.” Kemudian Abu Bakar melanjutkan khutbah-nya, “Menangislah, karena jika tidak pernah menangis, kalian akan dipaksa menangis.”

Suatu ketika Umar ibn al-Khaththab melihat Abu Bakar melakukan sesuatu yang sangat menggetarkan hatinya. Ia melihat Abu Bakar menjulurkan lidah kemudian membetotnya dengan tangannya. Umar bertanya, “Apa yang kaulakukan, Khalifah Rasulullah?”

“Benda inilah yang selama ini mendatangkan bencana kepadaku,” jawab Abu Bakar.

Maimun ibn Mahran menuturkan: Suatu ketika Abu Bakar datang dengan pakaian penuh debu, lalu berkata, “Tidak ada yang hilang ketika hewan buruan terbunuh dan ketika pohon ditebang kecuali tasbih mereka.”

BACA JUGA: Abu Bakar Minta Rasulullah Doakan Ibunya

Karena takut kepada Tuhannya, ia sering menangis. Seperti telah kami katakan, ia berkata, “Menangislah, karena jika kalian tidak pernah menangis, kalian akan dipaksa menangis.”

Rasa takut itu pulalah yang mendorongnya selalu memuhasabah diri, mengawasi jiwanya, mengendalikan nafsunya, dan berjuang melawan syahwatnya.

Qais ibn Hazim pernah melihat Abu Bakar menarik lidahnya sendiri dan berkata, “Daging inilah yang menyebabkan banyak masalah. ”

Dan Qais ibn Hazim berkata, “Aku menemui Rasu-lullah dan Abu Bakar berdiri di tempatnya. Ia memuji kepada Allah lalu menangis tersedu-sedu.” []

Sumber: Kisah Hidup Abu Bakar Al-Shiddiq, Karya: Dr. Mustafa Murad, Penerbit Zaman, Cetakan 2, 2012

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: Join Group WA (WhatsApp Group)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam

Related posts
Sirah

Doa Rasulullah Mengenai Keislaman Umar bin Khattab

Sirah

Abu Bakar dan Rasulullah: Orang yang Tersesat dan yang Menunjukkan Jalan

Sirah

Pujian Nabi untuk Umar bin Khattab

Sirah

Rumah Tangga Nabi dan Khadijah