
An-Nasa’i meriwayatkan dalam Sunan-nya, dalam Bab: Fadhlil-Hamidin, juz II, hlm. 220.
ه – عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – حَدَّثَهُمْ أَنْ عَبْدًا مِنْ عِبَادِ اللَّهِ قَالَ: يَا رَبِّ لَكَ الْحَمْدُ، كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيمِ سُلْطَانِكَ، فَعَضَلَتْ بِالْمَلَكَيْنِ، فَلَمْ يَدْرِيَا كَيْفَ يَكْتُبَانِهَا، فَصَعِدًا إِلَى السَّمَاءِ، وَقَالَا: يَا رَبَّنَا، إِنْ عَبْدَكَ قَدْ قَالَ مَقَالَةٌ لَا نَدْرِي كَيْفَ نَكْتُبُهَا؟ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلٌ وَهُوَ أَعْلَمُ بِمَا قَالَ عَبْدُهُ : مَاذَا قَالَ عَبْدِي؟ قَالَا : يَا رَبِّ، إِنَّهُ قَالَ: يَا رَبِّ لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيمِ سُلْطَانِكَ، فَقَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلْ – لَهُمَا: اكْتُبَاهَا كَمَا قَالَ عَبْدِي حَتَّى يَلْقَانِي فَأَجْزِيَهُ بِهَا).
005. Dari ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu’anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah menceritakan kepada mereka [para sahabat) bahwasanya ada salah seorang hamba di antara hamba-hamba Allah yang mengucapkan [dzikir]: Ya rabbi, lakal-hamdu kama yambaghi lijalali wajhika wa li’azhimi sulthanik [artinya] “Ya Rabbku, hanya bagi-Mu segala pujian sebagaimana yang pantas terhadap kemuliaan wajah-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu.” Dzikir ini ternyata menyulitkan kedua malaikat (pencatat amal perbuatan) karena mereka berdua tidak tahu bagaimana harus mencatatnya? Kemudian mereka berdua naik ke langit dan berkata, “Ya Rabb kami, sesungguhnya seorang hamba-Mu mengucapkan ucapan yang kami tidak tahu bagaimana mencatatnya.” Allah Azza wa jalla bertanya padahal Dia sebenarnya lebih tahu terhadap apa yang diucapkan hamba-Nya itu,
BACA JUGA: Hadist Qudsi No 3: Hadits tentang Keutamaan Dzikir dari Shahih At-Turmudzi
“Apa yang diucapkan hamba-Ku?” Mereka menjawab, “Sesungguhnya dia mengucapkan [artinya] “Ya Rabbku, hanya bagi-Mu segala pujian sebagaimana yang pantas terhadap kemulian wajah-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu.” Allah Azza wa jalla berfirman, “Tulislah sebagaimana yang diucapkan hamba-Ku itu hingga dia menemui-Ku. Nanti Aku yang akan memberi pahala kepadanya.”
Penjelasan Hadits 5
Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bercerita kepada para sahabat bahwa ada seorang hamba yang berdoa [artinya] “Ya Rabbku, hanya bagi-Mu segala pujian sebagaimana yang pantas terhadap kemuliaan wajah-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu.” Dzikir ini ternyata menyulitkan kedua malaikat [pencatat amal perbuatan] karena mereka berdua tidak tahu bagaimana harus mencatatnya.
BACA JUGA: Hadist Qudsi No 4: Hadits tentang Apabila Seorang Hamba Mengucapkan La ilaha illallah
Kalimat ini terasa berat bagi kedua malaikat tersebut dan mereka tidak tahu kadar pahala yang harus mereka catat bagi orang yang mengucapkannya. Hal ini karena pahala bacaan kalimat itu sangat besar yang ukurannya hanya diketahui oleh Allah Ta’ala, sedangkan Dia tidak memberitahukan kadar besarnya kepada kedua malaikat itu. Wallahu a’lam.
Dalam Al-Qamus dikatakan: ‘adhala bihi al-amru: isytadda bihi al-amru ka a’dhal. (selesai). Artinya, kalimat ini terasa berat bagi kedua malaikat tersebut. []
Sumber: Al-Ahaadütsu al-Qudsiyyah (Kumpulan Hadist QUdsi, Beserta Penjelasannya) / Penyusun: Imam An-Nawawi dan Al-Qasthalani) / Penerbit: Muassah ar-Rayan – Darul Manar / Cetakan: Bab 1446 H/ Februari 2025”
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: Join Group WA (WhatsApp Group)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam