JOIN GRUP WHATSAPP: Pusat Studi Islam

Hadist

Hadits Qudsi 6: tentang Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam Banyak Membaca “Subhanallahi wa Bihamdih, Astaghfirullah, wa Atubu Ilaih”

Keutamaan Bulan Sya'ban

Dari Shahih Muslim, dalam Kitab: Ash-Shalah, Bab: Ma Yuqalu Fir-Ruku’ Was-Sujud, juz III, hlm. 128 (dari Hamisy Al-Qasthalani).

٦ – حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى ، حَدَّثَنِي عَبْدُ الْأَعْلَى، حَدَّثَنَا دَاوُدُ، عَنْ عَامِرٍ، عَنْ مَسْرُوقٍ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-

يُكْثِرُ مِنْ قَوْلِ: (سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ أَسْتَغْفِرُ اللَّهُ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ الله، أَرَاكَ تُكْثِرُ مِنْ قَوْلَ سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، أَسْتَغْفِرُ اللَّهُ، وَأَتُوبُ إِلَيْهِ، فَقَالَ: حَبَّرَنِي رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ – أَنِّي سَأَرَى عَلَامَةً فِي أُمَّتِي، فَإِذَا رَأَيْتُهَا أَكْثَرْتُ مِنْ قَوْلِ : سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ، أَسْتَغْفِرُ اللَّهُ، وَأَتُوبُ إِلَيْهِ، فَقَدْ رَأَيْتُهَا، (إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا).

Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Al-Mutsanna, telah menceritakan kepadaku ‘Abdul A’la, telah menceritakan kepadaku Dawud, dari ‘Amir, dari Masruq, dari Aisyah Radhiyallahu’anha, dia berkata, “Bahwasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam banyak mengucapkan subhanallah wa bihamdih, astaghfirullah, wa atubu ilaih [artinya] Mahasuci Allah dan dengan memuji-Nya, aku mohon ampun kepada Allah, dan aku bertaubat kepada-Nya. Aku bertanya, “Ya Rasulullah, aku lihat engkau banyak mengucapkan subhanallah wa bihamdih, astaghfirullah, wa atubu ilaih.” Beliau menjawab, “Rabbku Azza wa jalla telah memberitahu aku bahwa aku akan melihat tanda pada umatku. Apabila melihatnya, aku memperbanyak mengucapkan subhanallah wa bihamdih, astaghfirullah, wa atubu ilaih. Sungguh, aku telah melihatnya [yaitu Surat An-Nashr [110]:1-3, yang artinya] Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu melihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.”

BACA JUGA:  Hadist Qudsi No 4: Hadits tentang Apabila Seorang Hamba Mengucapkan La ilaha illallah

Penjelasan Hadits 6

Imam Muslim meriwayatkan hadits senada dengan redaksi yang sedikit berbeda:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ فِي
رُكُوعِهِ وَسُجُودِهِ : سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِهِ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، يَتَأَوَّلُ الْقُرْآنَ.

“Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam dalam ruku dan sujudnya banyak mengucapkan Subhanakallahumma rabbana wa bihamdihi allahummaghfir li [artinya] Mahasuci Engkau ya Allah, ya Rabb kami dan dengan memuji-Nya, ya Allah, ampunilah aku, beliau selalu mengamalkan perintah yang terkandung dalam Al-Qur’an.”

Imam An-Nawawi Rahimahullah menjelaskan bahwa makna yata awwalul-qur’an adalah mengamalkan sesuatu yang diperintahkan kepada beliau yang terkandung dalam firman-Nya:

فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا )

“Maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan memohonlah ampunan kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” (Surat An-Nashr [110]: 3).

Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam banyak mengucapkan kalimat yang indah lagi sederhana ini sesuai dengan yang diperintahkan dalam ayat tersebut. Beliau membacanya ketika sedang ruku’ dan sujud karena dua keadaan ini lebih utama daripada keadaan-keadaan yang lain. Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam memilih dua kondisi itu [ruku’ dan sujud) untuk melaksanakan kewajiban yang diperintahkan kepadanya dengan tujuan agar lebih sempurna dalam melaksanakannya. Hal ini karena kesadaran untuk tunduk kepada Allah dalam kondisi ruku’ dan sujud itu lebih jelas dan lebih kuat daripada kondisi lainnya.

BACA JUGA:   Hadits Qudsi 5: tentang Keutamaan Orang-Orang yang Suka Memuji Allah

Pengertian Subhanallah adalah membebaskan dan menyucikan Allah dari segala sifat kurang (tidak sempurna) dan dari segala sifat makhluk-Nya. Wabihamdihi berarti hanya karena taufiq, hidayah, dan kemurahan-Mu aku bertasbih menyucikan-Mu, bukan karena daya dan kekuatanku semata.

Ucapan tasbih dan tahmid itu mengandung rasa syukur dan pengakuan atas nikmat Allah. Adapun istighfar yang dilakukan Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam, padahal beliau telah diampuni segala dosanya, adalah sebagai bentuk penghambaan dan kebutuhan beliau kepada Allah. Wallahu a’lam. (Selesai ucapan An-Nawawi). []

Sumber: Al-Ahaadütsu al-Qudsiyyah (Kumpulan Hadist QUdsi, Beserta Penjelasannya) / Penyusun: Imam An-Nawawi dan Al-Qasthalani) / Penerbit: Muassah ar-Rayan – Darul Manar / Cetakan: Bab 1446 H/ Februari 2025”

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: Join Group WA (WhatsApp Group)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam

Related posts
Hadist

Hadits Qudsi 5: tentang Keutamaan Orang-Orang yang Suka Memuji Allah

Hadist

Riyadhush Shalihin Hadist 9: Bila 2 Orang Muslim Berniat Saling Membunuh

Hadist

Riyadhush Shalihin Hadist 8: Hakikat Jihad di Jalan Allah

Hadist

Hadist Allah Tidaklah Tidur