JOIN GRUP WHATSAPP: Pusat Studi Islam

Ibadah

Keutamaan Menghidupkan Sunnah Nabi

Imam al-Qurthubi berkata: “Barangsiapa yang terus-menerus meninggalkan sunnah-sunnah (rasulullah ) maka ini (menunjukkan) kekurangan (kelemahan/celaan) dalam agamnya, apalagi kalau dia meninggalkan sunnah-sunnah tersebut karena meremehkan dan tidak menyukainya, maka ini kefasikan (rusaknya iman), karena adanya ancaman dalam sabda Rasulullah: “Barangsiapa yang membenci sunnah/petunjukku maka dia bukan termasuk golonganku”

Dulunya para sahabat Rasulullah dan orang-orang yang mengikuti (petunjuk) mereka selalu komitmen melaksanakan sunnah-sunnah (yang bersifat anjuran) seperti komitmen mereka dalam melaksanakan amalan-amalan yang wajib (hukumnya), mereka tidak membeda-bedakan kedua (jenis) amalan tersebut dalam (semangat) meraih pahala (dan keutamaan)nya.

BACA JUGA:  Mengenal Shalat Sunnah

Dan (tujuan) para ulama ahli fikih dalam membedakan (kedua jenis amalan tersebut dalam masalah hukum) karena (berhubungan dengan) konsekwensi yang harus dilakukan, berupa wajibnya mengulangi perbuatan tersebut atau tidak, dan wajib atau tidaknya memberikan hukuman (karena) meninggalkannya.”

Masihkah kita ragu untuk mengambil bagian dari keutamaan dan kemuliaan yang agung ini? Tidakkah kita ingin meraih keutamaan yang lebih besar lagi di akhirat nanti, yaitu dengan Rasulullah menjadi pemimpin dan imam yang akan membela kita dihadapan Allah ketika kita mengahadap-Nya nanti?

Renungkanlah firman Allah berikut:

{يَوْمَ نَدْعُو كُلَّ أُنَاسٍ بِإِمَامِهِمْ}

“(Ingatlah) suatu hari (yang pada waktu itu) Kami memanggil tiap orang dengan pemimpinnya” (QS al-Israa:71).

BACA JUGA:  Sunnah Nabi yang Sering Terlupa kala Kita Tidur

Imam Ibnu Katsir berkata: “Salah seorang ulama salaf berkata: “Ayat ini (menunjukkan) kemuliaan yang sangat agung bagi orang-orang yang mencintai hadits (sunnah Rasulullah ), karena imam (pemimpin) mereka (pada hari kiamat nanti) adalah Nabi Muhammad “[29].

Oleh karena itu, salah seorang ulama Ahlus sunnah, Zakaria bin ‘Adi bin Shalt bin Bistam[30], ketika beliau ditanya: “Alangkah besarnya semangatmu untuk (mempelajari dan mengamalkan) hadits (sunnah Rasulullah ), (apa sebabnya?)”, maka beliau menjawab: “Apakah aku tidak ingin (pada hari kiamat nanti) masuk ke dalam iring-iringan (rombongan) keluarga Rasulullah ?” []

SUMBER: ABU ABDURAHMAN MANADO

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: Join Group WA (WhatsApp Group)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam

Related posts
Ibadah

3 Bacaan Duduk di Antara 2 Sujud

Ibadah

Amalan yang Mendekatkan ke Surga, dan Menjauhkan dari Neraka

Ibadah

Adab Buang Air Kecil (2-Habis)

Ibadah

Adab Buang Air Kecil (1)

Leave a Reply