Saat masih belia, Abbad bin Syurahbil pernah diajak bibinya ke kota Madinah. Saat itu ia merasa lapar. Masuklah ia ke salah satu perkebunan kaum muslimin.
Diambilnya buliran gandum di kebun tersebut. Ia makan secukupnya, mengatasi rasa laparnya. Tidak mengambil lebih.
Ternyata pemilik kebun mengetahui perbuatannya. Murkalah ia. Diambilnya baju yang dipakai Abbad sebagai ganti rugi. Tak cukup sampai di situ, si pemilik kebun juga memukul Abbad.
Mengadulah Abbad ke hadapan Rasul ﷺ.
Rasul ﷺ lalu mengutus seseorang untuk memanggil lelaki pemilik kebun. Saat sudah berhadapan, beliau bertanya, “Apa yang menyebabkanmu melakukan itu?”
Lelaki itu menjawab, “Wahai Rasulullah, anak itu memasuki kebunku dan mengambil bulir gandumku lalu meninggalkannya.”
Rasul ﷺ berkata, “Mengapa tidak kamu beritahu jika ia memang tidak tahu, dan mengapa kamu tidak memberinya makan jika ia memang kelaparan.”
Lalu Nabi ﷺ juga memerintahkan pada lelaki itu, “Kembalikan bajunya!”
Setelahnya, Rasul ﷺ memerintahkan agar Abbad bin Syurahbil diberikan satu setengah wasaq gandum.
Kisah di atas diriwayatkan oleh Imam An-Nasa’i dari abbad bib Syurahbil.
Demikianlah salah satu ajaran Nabi kita yang berharga dan sangat sempurna. Beritahulah jika anak tidak tahu. Berilah makan jika ia lapar. Bukan menghakiminya tanpa menanyakan alasan terlebih dahulu.
Ketika anak berbuat salah, memperbaikinya adalah kewajiban kita. Baik sebagai orangtua ataupun orang dewasa yang berada di sekitar anak. Namun, telisiklah dahulu, alasannya, kondisinya, juga usianya saat berbuat salah.
Sebagaimana Nabi ﷺ telah ajarkan. []
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: wa.me/6285860492560 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam20
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam