
Imam Hasan Al-Bashri adalah salah satu ulama besar dalam sejarah Islam yang dikenal karena kezuhudan, kebijaksanaan, dan ilmunya yang luas. Beliau hidup pada masa tabi’in, yaitu generasi setelah para sahabat Nabi Muhammad ﷺ. Banyak kata-kata hikmah dan nasihatnya yang menjadi pedoman bagi kaum muslimin hingga hari ini.
Kelahiran dan Latar Belakang
Hasan Al-Bashri lahir pada tahun 21 H (642 M) di kota Madinah. Nama lengkapnya adalah Al-Hasan bin Abi Al-Hasan Yasar Al-Bashri. Ayahnya adalah seorang budak Persia yang dimerdekakan, sementara ibunya adalah seorang pelayan dari Ummu Salamah, istri Nabi Muhammad ﷺ. Karena itu, Hasan kecil sering berada di rumah Ummu Salamah dan mendapat banyak ilmu dari para sahabat Nabi seperti Abdullah bin Abbas, Anas bin Malik, dan Abu Hurairah.
BACA JUGA: Ketika Al-Hasan Al-Bashri dan Habib Al-Ajami Saling Menasihati
Perjalanan Ilmu dan Zuhud
Sejak kecil, Hasan Al-Bashri sudah menunjukkan kecerdasannya dalam menuntut ilmu. Ia tumbuh menjadi seorang alim yang memiliki pemahaman mendalam tentang Al-Qur’an, hadis, dan hukum Islam.
Setelah dewasa, Hasan Al-Bashri menetap di Basrah, Irak, dan menjadi ulama terkemuka di sana. Beliau dikenal sebagai sosok yang zuhud, yaitu menjauhi kehidupan duniawi dan lebih mengutamakan akhirat. Meski pernah bekerja sebagai sekretaris pemerintahan di bawah khalifah Umayyah, Hasan Al-Bashri tidak tergoda oleh jabatan dan kekayaan. Ia lebih memilih kehidupan sederhana dan selalu mengingatkan penguasa untuk berlaku adil.
Kebijaksanaan dan Nasihat Hasan Al-Bashri
Hasan Al-Bashri dikenal karena nasihatnya yang menyentuh hati. Ia sering menasihati umat agar tidak terlena dengan dunia dan selalu bertaubat kepada Allah. Beberapa kata-kata hikmah dari beliau antara lain:
Tentang Dunia:
“Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau hanyalah kumpulan hari. Setiap kali satu hari berlalu, maka sebagian dari dirimu juga pergi.”
Tentang Hati yang Mati:
“Hati akan mati jika terlalu mencintai dunia dan lupa mengingat Allah. Maka, hidupkan hatimu dengan zikir dan amal saleh.”
Tentang Taubat:
“Dunia hanyalah tiga hari: kemarin yang telah berlalu dan tidak bisa kembali, hari ini yang sedang engkau jalani, dan besok yang belum tentu engkau temui. Maka perbanyaklah amal sebelum datang penyesalan.”
Keberanian Menegur Penguasa
Hasan Al-Bashri tidak takut untuk menegur para pemimpin yang zalim. Ketika seorang gubernur zalim bertanya kepadanya, “Mengapa orang-orang membenci kami?” Hasan Al-Bashri menjawab, “Karena engkau telah merusak hubunganmu dengan Allah, maka Allah menjadikan rakyatmu membencimu.”
Keberanian dan keikhlasan Hasan Al-Bashri dalam berbicara kebenaran membuatnya disegani oleh para ulama dan rakyat jelata.
BACA JUGA: 4 Pangkal Segala Keburukan Menurut Imam Hasan Al-Bashri
Wafatnya Hasan Al-Bashri
Setelah mengabdikan hidupnya untuk dakwah dan ilmu, Hasan Al-Bashri wafat pada tahun 110 H (728 M) di Basrah. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi kaum muslimin. Jenazahnya diantar oleh ribuan orang yang mencintainya karena ilmu dan nasihatnya.
Kesimpulan
Imam Hasan Al-Bashri adalah sosok yang patut dijadikan teladan dalam ilmu, keikhlasan, dan keberanian. Kisah hidupnya mengajarkan kita untuk tidak tergoda oleh dunia, selalu bertaubat, dan menyuarakan kebenaran tanpa takut kepada manusia.
Semoga kita bisa meneladani sifat-sifat mulia dari beliau. Aamiin. []
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: Join Group WA (WhatsApp Group)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam