
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullahu ta’ala berkata,
إِذَا انْقَطَعَتْ الْأَعْمَالُ بِالْمَوْتِ، وَطُوِيَتْ صَحِيفَةُ الْعَبْدِ، فَأَهْلُ الْعِلْمِ حَسَنَاتُهُمْ تَتَزَايَدُ؛ كُلَّمَا انْتُفِعَ بِإِرْشَادِهِمْ، وَاهْتُدِيَ بِأَقْوَالِهِمْ وَأَفْعَالِهِمْ، فَحَقِيقٌ بِالْعَاقِلِ الْمُوَفَّقِ أَنْ يُنْفِقَ فِيهِ نَفَائِسَ أَوْقَاتِهِ، وَجَوَاهِرَ عُمْرِهِ، وَأَنْ يَعُدَّهُ لِيَوْمِ فَقْرِهِ وَفَاقَتِهِ
Ketika amal ibadah telah terputus dengan kematian dan catatan amal telah dilipat,
BACA JUGA: Pahala bagi yang Membela Kehormatan Muslim
orang-orang berilmu (agama) adalah orang-orang yang kebaikannya (pahalanya) terus bertambah, ketika arahan mereka bermanfaat, ucapan dan perbuatan mereka diikuti oleh orang lain.
Maka sudah semestinya, orang yang berakal sehat dan mendapat taufik untuk mencurahkan waktu dan umurnya yang berharga untuk ilmu agama.
BACA JUGA: Milyaran Pahala dengan Mendo’akan Kaum Muslimin
Dan hendaknya ia mempersiapkan diri untuk menghadapi hari (kiamat) ketika ia menjadi fakir dan ketika dia tidak memiliki apa-apa. []
Sumber: Al-Fatawa As-Sa’diyyah, (jilid: 1/hal. 113)
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: Join Group WA (WhatsApp Group)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam