JOIN GRUP WHATSAPP: Pusat Studi Islam

Kisah Nabi-nabi

Penciptaan Nabi Adam dan Hikmah di Balik Penciptaannya

Abu Dzar al Ghifari

Allah mengabarkan, Ia berbicara kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” (Al-Baqarah: 30). Allah memberitahukan keinginan-Nya untuk menciptakan Adam dan keturunannya yang saling menggantikan peran satu sama lain, seperti yang la sampaikan di tempat berbeda, “Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi.” (Al-An’am: 165). “Dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi.” (An-Naml: 62). Allah menyampaikan hal itu kepada para malaikat sebagai pujian terkait penciptaan Adam dan keturunannya, seperti halnya Allah mengabarkan hal besar sebelum keberadaan Adam.

Para malaikat kemudian bertanya untuk mencari tahu dan mengungkap hikmah di balik penciptaan Adam dan keturunannya, bukan untuk membantah, menghina, ataupun dengki terhadap keturunan Adam, seperti yang dipahami oleh sebagian mufassir. Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana.”

Menurut salah satu pendapat, kerusakan dan pertumpahan darah sudah pernah ada seperti yang pernah mereka lihat sebelum Adam diciptakan, yang dilakukan oleh para jin dan bunn, seperti disampaikan Qatadah.

BACA JUGA:  Mulianya Umat Nabi Muhammad, Nabi Adam pun Tak Memilikinya

Abdullah bin Umar menuturkan, “Jin sudah ada 2.000 tahun sebelum Adam diciptakan, mereka saling menumpahkan darah, lalu Allah mengirim sepasukan malaikat untuk menghalau mereka ke semenanjung-semenanjung lautan.” Penjelasan senada juga diriwayatkan dari Ibnu Abbas. Menurut riwayat Hasan, para malaikat diilhami hal tersebut. Menurut pendapat lain, para malaikat mengetahui hal itu kala melihat di Lauhul Mahfuzh. Sumber lain menyebutkan, mereka diberitahu oleh Harut dan Marut dari seorang malaikat bernama Sijil yang berada di atas mereka berdua. Demikian yang diriwayatkan Ibnu Abi Hatim dari Abu Ja’far Al-Baqir.

Menurut pendapat lain, para malaikat mengatakan seperti itu karena mereka tahu, makhluk yang diciptakan dari unsur bumi biasanya memang berwatak seperti itu.

“Sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?s yaitu kami senantiasa beribadah kepada-Mu dan tak seorang pun di antara kami durhaka pada-Mu. Jika memang manusia diciptakan dengan maksud untuk beribadah kepada-Mu, kami pun tiada pernah lelah untuk beribadah kepada-Mu setiap waktu.

“Dia berfirman, ‘Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” yaitu Aku mengetahui maslahat kuat di balik penciptaan manusia yang tidak kalian ketahui. Maksudnya, di antara mereka akan muncul para nabi, rasul, shiddiqin dan syuhada.

Allah Mengajarkan Ilmu kepada Adam hingga Melampaui Ilmu Para Malaikat

Selanjutnya Allah menjelaskan sisi kemuliaan Adam terkait ilmu yang melebihi kemuliaan mereka, Allah berfirman, “Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya.” Ibnu Abbas menafsirkan, “Yang dimaksud adalah nama-nama yang benda yang diketahui manusia, mulai dari manusia, hewan, bumi, tanah, lautan, gunung, unta, keledai, dan nama-nama benda lainnya.” Riwayat lain menyebutkan, Allah mengajarkan nama lembaran, takdir, dan lainnya, hingga nama kentut yang tidak bersuara dan yang bersuara. Mujahid menafsirkan, “Allah mengajarkan nama-nama hewan, burung, dan segala sesuatu kepada Adam.” Penjelasan serupa juga disampaikan Sa’id bin Jubair, Qatadah, dan mufassir lain.”

Ar-Rabi’ menafsirkan, “Allah mengajarkan nama-nama malaikat pada Adam.” Abdurrahman bin Zaid menafsirkan, “Allah mengajarkan nama-nama keturunan Adam padanya.” Yang shahih, Allah mengajarkan nama-nama benda dan perilakunya, mulai dari benda-benda besar hingga kecil, seperti yang disinggung oleh Ibnu Abbas.

Terkait hal ini, Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari jalur Sa’id dan Hisyam dari Qatadah, dari Anas bin Malik, 10 dari Rasulullah, beliau bersabda, “Kaum mukminin berkumpul pada hari kiamat, mereka berkata: ‘Mari kita memohon syafaat kepada Rabb. Mereka kemudian menemui Adam, mereka berkata, ‘Kau ayah manusia, Allah menciptakanmu dengan tangan-Nya, memerintahkan para malaikat untuk sujud kepadamu, mengajarimu nama-nama segala sesuatu,” dan seterusnya hingga akhir hadits.

“Kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!” Hasan Al-Bashri” menyatakan, “Kala Allah hendak menciptakan Adam, para malaikat berkata, ‘Setiap kali Rabb kita menciptakan suatu makhluk, kita pasti lebih tahu dari makhluk itu. Allah kemudian menguji mereka dengan Adam. Itulah yang dimaksud firman Allah, jika kamu yang benar!” Pendapat lain menyebutkan penjelasan berbeda, seperti yang telah kami sampaikan secara panjang lebar dalam kitab tafsir.

“Mereka menjawab, ‘Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana”,” yaitu Mahasuci Engkau bahwa ada seorang makhluk yang mengetahui sebagian dari ilmu-Mu tanpa Engkau ajari, seperti yang Allah sampaikan di tempat berbeda, “Dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki.” (Al-Baqarah: 255).

BACA JUGA:   Pernikahan Nabi Adam dan Hawa

“Dia (Allah) berfirman, ‘Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu!’ Setelah dia (Adam) menyebutkan nama-namanya, Dia berfirman, ‘Bukankah telah Aku katakan kepadamu, bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan?” yaitu, Aku mengetahui yang tersembunyi, sebagaimana Aku mengetahui yang nyata.

Menurut pendapat lain, maksud firman Allah, “Dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan,” yaitu kata-kata para malaikat, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana,” sementara maksud firman, “Dan apa yang kamu sembunyikan,” yaitu kata-kata Iblis kala banyak sekali kebaikan disembunyikan untuk Adam, seperti dinyatakan Sa’id bin Jubair, Mujahid, As-Suddi, Dhahhak, Ats-Tsauri, dan pendapat ini dipilih Ibnu Jarir.

Abu Aliyah, Rabi’, Hasan, dan Qatadah menyatakan, “Dan apa yang kamu sembunyikan,” yaitu kata-kata para malaikat, “Setiap kali Rabb kita menciptakan suatu makhluk, kita pasti lebih tahu dan lebih mulia dari makhluk itu. []

Sumber: Qashashul Anbiya (Kisah Para Nabi – Kisah 31 Nabi dari Adam hingga Isa) / Penulis: Imaduddin Abu Fida’ Isma’il bin Katsir Al-Quraisyi Ad-Dimasyqi (Ibnu Katsir) / Penerbit: Ummul Qura / Cetakan: Mei 2015 M/Rajab 1436 H

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: Join Group WA (WhatsApp Group)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam

Related posts
Kisah Nabi-nabi

Nabi Musa dan Pembangkangan Bani Israil

Kisah Nabi-nabi

3 Sifat Nabi Ibrahim

Kisah Nabi-nabi

Nabi Sulaiman dan Burung Hudhud

Kisah Nabi-nabi

Janji Allah kepada Nabi Ibrahim