Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (no. 528 Fathul Bari), Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan permisalan yang begitu indah tentang shalat lima waktu. Beliau bersabda:
“Bagaimana pendapat kalian seandainya ada sungai di depan pintu rumah salah seorang dari kalian, lalu dia mandi lima kali setiap hari? Apakah kalian menganggap masih akan ada kotoran (daki) yang tersisa padanya?” Para sahabat menjawab, “Tidak akan ada yang tersisa sedikitpun kotoran padanya.” Lalu beliau bersabda: “Seperti itu pula dengan shalat lima waktu, dengannya Allah akan menghapus semua kesalahan.”
Perumpamaan ini bukan sekadar kiasan, tetapi gambaran nyata tentang fungsi shalat sebagai pembersih jiwa. Layaknya air yang membersihkan tubuh dari kotoran, shalat membersihkan hati dan dosa-dosa kecil yang sering kali menempel karena kelalaian kita.
BACA JUGA: Rizki Para Hamba di Antara Shalat Shubuh dan Terbitnya Matahari
Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Shalat lima waktu dapat menghapus dosa-dosa kecil, asalkan seseorang menjauhi dosa-dosa besar.” Inilah rahmat Allah yang begitu luas: hanya dengan melaksanakan kewajiban yang sudah diwajibkan, Allah memberikan pembersihan hati yang terus-menerus.
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah juga menegaskan, “Shalat adalah cahaya bagi hati dan kekuatan bagi ruh. Ia laksana air bagi tanaman, yang tanpanya tanaman akan layu.” Begitulah pentingnya shalat; bukan hanya sebagai rutinitas, tetapi sebagai sumber kekuatan iman dan kehidupan ruhani.
Sayangnya, banyak di antara kita yang terkadang menganggap shalat sebagai beban, sekadar kewajiban yang harus dilaksanakan. Padahal, bila kita renungkan, shalat adalah bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya, agar mereka senantiasa bersih dari dosa, dekat dengan-Nya, dan hidup dalam keberkahan.
Bayangkan saja, lima kali sehari kita diundang untuk menghadap Allah, mengadu, memohon ampun, dan menguatkan jiwa kita. Shalat subuh membangunkan kita dari lalai, shalat dzuhur meredakan kesibukan dunia, shalat ashar menguatkan kita di sore hari, maghrib mengingatkan kita akan nikmat waktu, dan isya menjadi penutup hari yang menenangkan.
BACA JUGA: Shalat: Tiang Agama dan Kunci Keberuntungan Seorang Mukmin
Ulama salaf sangat menjaga shalat karena mereka menyadari keutamaannya. Imam Hasan al-Bashri rahimahullah pernah berkata, “Wahai anak Adam, shalat adalah amalan yang pertama kali akan dihisab di hari kiamat. Maka perbaikilah shalatmu, niscaya baik pula amalmu yang lain.”
Marilah kita jadikan shalat sebagai sungai yang selalu membersihkan jiwa kita. Jangan sampai kita kering dari dzikir dan doa. Sebab, siapa yang menjaga shalatnya, niscaya Allah akan menjaga hatinya dari kerasnya dosa dan gelapnya maksiat.
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu menjaga shalat lima waktu, sehingga hati kita selalu bersih, lembut, dan dekat dengan Allah. []
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: Join Group WA (WhatsApp Group)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam


