
Di masa kanak-kanak, saat hendak belajar ilmu hadits. Ibnul Jauzi membawa beberapa lembar roti kering.
Duduklah ia di pinggiran sungai di kota Baghdad. Memakan bekalnya itu.
Roti itu tidak bisa dimakan kecuali setelah direndam dalam air selama bebebrapa saat. Pun ketika memakannya, masih harus didorong dengan air.
Kondisi ini terlihat sangat memprihatinkan. Namun di mata ibnul Jauzi muda, ia tidak mendapatkan apapun kecuali kenikmatan dan kelezatan.
Baginya, semua kesulitan itu justru terasa manis, semanis madu.
Mengapa demikian? Karena hati dan pikirannya fokus pada apa yang dicari, diharapkan, dan dicita-citakan.
Bagi penuntut ilmu, kondisi prihatin tidak akan pernah menjadi alasan untuk malas lantas menyerah. Karena dibalik semua itu, ada kelezatan dan kenikmatan jauh lebih besar yang sedang dituju. Mendapatkan imu pengetahuan. []
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: Join Group WA (WhatsApp Group)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam