JOIN GRUP WHATSAPP: Pusat Studi Islam

Ibrah

Surat Umar bin Abdul Azis untuk Guru-guru Anaknya

Umar bin Abdul Azis

Umar bin Abdul Azis memberikan perhatian terhadap pendidikan dan pengajaran anak-anaknya. Umar mengikuti prosedur pendidikan yang dia jadikan sebagai sebuah metode yang mampu menjawab kebutuhan anak muda Muslim sehingga dia berkepribadian utuh dan memiliki orientasi yang luhur, jiwanya tidak mendua di antara perkataan dan perbuatan atau di antara realita dan idealita.

Rambu-rambu manhaj Umar terbaca melalui suratnya kepada pendidik dan pengajar anak-anaknya, mantan hamba sahayanya Sahal bin Shadaqah, Umar menunjuknya dan membebaninya tugas mengajar dan mendidik anak-anaknya, kemudian Umar menggariskan jalan yang ideal dalam mendidik.

BACA JUGA: Umar bin Abdul Azis pun Mematikan Lampu Istana

Umar bin Abdul Azis berkata dalam suratnya:

“Dari hamba Allah, Umar, Amirul Mukminin, kepada Sahal, mantan hamba sahayanya.

“Amma ba’du, sesungguhnya aku memilihmu atas dasar penge-tahuanku tentangmu untuk mendidik putraku. Aku mengambil mereka dari mantan-mantan hamba sahayaku yang lain dan orang-orang dekatku selainmu lalu mengirimkannya kepadamu. Berbicaralah kepada mereka dengan tegas, karena itu lebih mendorong kemajuan mereka, jangan menjalin pertemanan dengan mereka karena biasanya hal seperti itu menyebabkan kelalaian.

“Didiklah mereka untuk sedikit tertawa karena banyak tertawa mematikan hati. Hendaknya perkara pertama yang mereka pegang dari pendidikanmu adalah kebencian terhadap permainan-permainan yang melenakan yang berasal dari setan dan akibatnya adalah murka Allah yang Maha Rahman, karena aku mendengar dari para ahli ilmu yang dipercaya bahwa ke-hadiran alat-alat musik dan menyimak lagu-lagu serta kegan-drungan kepadanya menumbuhkan kemunafikan di dalam hati seperti air menumbuhkan eceng gondok.

“Aku bersumpah bahwa melindungi diri dari hal itu dengan tidak menghadiri tempat-tempat tersebut adalah lebih mudah bagi orang yang berakal daripada bersemayamnya kemunafikan di dalam hati dan pada saat dia meninggalkannya dia tidak meyakini apa yang didengar oleh kedua telinganya me-rupakan sesuatu yang bermanfat baginya.

BACA JUGA: Pertanyaan untuk Umar bin Abdul Azis

Hendaknya masing-masing anak dari mereka membuka dengan satu juz dari al-Qur’an yang dia baca dengan sangat baik, selesai itu serahkan busur dan anak panahnya dan bawa dia ke tempat latihan tanpa alas kaki, hendaknya dia melepaskan tujuh anak panah, kemu-dian bawa dia untuk tidur qailulah siang, karena Ibnu Mas’ud berkata, ‘Anak-anakku, tidurlah qailulah siang hari, karena setan tidak tidur qailulah siang hari.” []

Sumber: PERJALANAN HIDUP KHALIFAH YANG AGUNG UMAR BIN ABDUL AZIZ, Ulama dan Pemimpin yang Adil / Penulis: Dr. Ali Muhammad ash-Shallabi / DARUL HAQ, Jakarta

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: Join Group WA (WhatsApp Group)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam

Related posts
Ibrah

Kisah-kisah Abu Hanifah

Ibrah

Kisah Yahudza dan Qutrus

Ibrah

Imam Hasan Al-Bashri dan Nasihatnya tentang Tetangga, Utang, dan Kematian

Ibrah

Nasihat Imam Hasan Al-Bashri: Jangan Kau Caci Orang Lain