JOIN GRUP WHATSAPP: Pusat Studi Islam

Kajian

Ketika Allah Menghendaki Kebaikan: Tanda-Tanda dan Renungan

Allah Menghendaki Kebaikan

Ibnul Qoyyim rahimahullah, seorang ulama besar yang karya-karyanya menjadi pelita bagi umat Islam, menjelaskan bahwa di antara bentuk kasih sayang dan kehendak baik Allah kepada hamba-Nya adalah dengan memudahkan ia untuk memanfaatkan waktu. Dalam kitab Madaarijus Salikin (jilid 3 hlm. 125) beliau menulis:

“Jika Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, Dia akan menolongnya dengan waktu dan menjadikan waktunya membantu dirinya. Dan jika Allah menghendaki keburukan baginya, maka Dia akan menjadikan waktunya merugikan dirinya dan yang menyengsarakan dirinya adalah waktunya.”

Renungan ini mengingatkan kita betapa berharganya waktu. Sering kali seseorang memiliki banyak kesempatan, namun karena tidak mendapat taufik dari Allah, ia justru menyia-nyiakan waktu tersebut dalam perkara yang tidak bermanfaat, bahkan merugikan. Sebaliknya, orang yang dikehendaki baik oleh Allah akan selalu diberi ilham untuk mengisi waktu dengan amal shalih, belajar ilmu agama, dan memperbaiki diri.

BACA JUGA: 5 Tanda Keimanan yang Benar

Lebih lanjut, Ibnul Qoyyim juga menjelaskan beberapa pintu kebaikan yang Allah bukakan untuk hamba-Nya. Dalam Al-Wabilus Shoyyib beliau berkata:

“Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada hamba-Nya, maka Allah Ta’ala akan bukakan baginya: pintu-pintu taubat, penyesalan dan ketundukan, menghinakan diri, serta rasa butuh (pertolongan kepada Allah).”

Ini adalah tanda nyata yang dapat kita lihat dalam diri sendiri. Ketika hati kita merasa gelisah atas dosa yang pernah dilakukan, lalu muncul rasa penyesalan yang mendorong kita untuk bertaubat, itu adalah isyarat bahwa Allah sedang menghendaki kebaikan bagi kita. Sebab, tanpa rahmat-Nya, seorang hamba tidak akan mampu merasakan penyesalan dan tidak akan tergerak untuk memperbaiki diri.

Dalam kesempatan lain, Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata:

“Jika Allah menghendaki kebaikan untuk seorang hamba, maka Dia akan menjadikannya: mengakui dosanya (bertaubat), menahan diri dari membicarakan dosa orang lain, dermawan dengan apa-apa yang dia miliki, tidak mengincar milik orang lain, serta sabar menghadapi gangguan orang lain. Jika Allah menginginkan keburukan baginya, Dia membalik semua keadaan itu.”

Betapa agungnya sifat-sifat ini. Mengakui dosa dan bertaubat menjadikan hati kita lembut, sedangkan menahan diri dari membicarakan aib orang lain adalah tanda kejernihan hati. Sifat dermawan dan qana’ah (merasa cukup) akan memelihara jiwa dari hasad dan tamak, dan kesabaran menghadapi gangguan adalah buah dari iman yang kokoh.

BACA JUGA:  5 Kebaikan Doa

Seorang ulama salaf, Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah, juga pernah berkata:

“Tanda Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba adalah Allah jadikan ia sibuk dengan memperbaiki dirinya sendiri.”

Maka, hendaknya kita selalu memohon agar Allah memudahkan kita untuk memperbaiki diri. Karena tidak ada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan-Nya. Jika hari ini kita mendapati diri mudah tersentuh oleh nasihat, ringan melangkah ke majelis ilmu, serta merasa malu ketika melakukan dosa, itulah nikmat yang tak ternilai harganya.

Sebaliknya, ketika kita mulai merasa berat untuk beribadah, malas menuntut ilmu, dan lebih suka mencela kesalahan orang lain daripada memperbaiki diri, maka kita perlu segera memohon ampun dan meminta hidayah dari Allah agar Dia kembali menghendaki kebaikan untuk kita. []

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: Join Group WA (WhatsApp Group)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam

Related posts
Kajian

Hal yang Mewajibkan Mandi: Keluarnya Mani, dalam Keadaan Sehat, Baik saat Terjaga maupun Tidur

Kajian

Hutang: Beban Dunia dan Akhirat yang Sering Diremehkan

Kajian

Menjaga Ikhlas di Tengah Berbolak-Baliknya Hati

Kajian

Jika Maksiat dan Dosa Sudah Terus Dilakukan