Suatu hari, Imam Ahmad kedatangan seorang tamu besar, yaitu Imam Syafi’i. Kebetulan, Imam Ahmad memiliki seorang putri yang mengagumi Imam Syafi’i karena Ayahnya selalu menceritakan tentang kealiman dan kehebatan gurunya tersebut.
Maka, ketika beliau datang untuk bertamu, putri Iman Ahmad begitu bersemangat untuk melihat seperti apa tokoh yang sering dibicarakan oleh ayahnya.
Saat makan malam, Putri Iman Ahmad begitu kaget ketika melihat Imam Syafi’i makan dengan porsi yang cukup besar, lalu setelah itu beliau pun berbaring di kamar yang sudah disediakan hingga shubuh tiba. Namun, imam Syafi’i bahkan tidak mengambil wudhu saat hendak shalat shubuh.
Putri Imam Ahmad pun heran, ia bertanya tentang perihal itu kepada ayahnya. Menurutnya, apa yang ayahnya ceritakan tidak sama dengan apa yang ia lihat.
Imam Ahmad pun melemparkan pertanyaan putrinya pada Imam Syafi’i sendiri.
Sambil tersenyum, Imam Syafi’i menjawab: “Kalau mengenai porsi makanku yang besar, itu karena aku tahu kalau makanan yang kalian sediakan adalah makanan halal dan kalian adalah orang dermawan.
“Sedangkan makanan halal dari orang dermawan bisa menjadi obat dan makanan dari orang kikir bisa menjadi sebuah penyakit.
“Lalu soal aku yang berbaring sehabis makan, di hadapanku seolah ada puluhan permasalahan fikih, maka aku berusaha memecahkannya sepanjang malam.
“Itulah yang membuatku tak sempat melaksanakan shalat sunnah. Dan mengapa aku tidak berwudhu saat salat shubuh, itu karena semalam suntuk aku tenggelam memecahkan persoalan fikih tadi dan tidak tidur sama sekali, maka wudhu’ku sewaktu shalat Isya’ belum batal.”
Lantas mendengar hal itu, putri imam Ahmad pun semakin terkagum-kagum dengan Iman Syafi’i. []
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: Join Group WA (WhatsApp Group)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam