Abdullah bin Mas’ud sedang melakukan sebuah perjalanan. Bersamanya ada ar-Rabi’ bin Khutsaim juga beberapa orang lainnya.
Sampailah mereka di tepian sungai Eufrat. Di sana ada sebuah tungku besar. Apinya menyala besar. Berkobar-kobar. Lidah api menjilat ke segala arah.
BACA JUGA: Khalid bin Walid Masuk Islam
Begitu besarnya nyala api sehingga kobarannya menimbulkan bunyi yang berderak, berdentum. Bebatuan yang dilemparkan ke dalamnya, luruh. Menjadi kapur.
Ar-Rabi’ berhenti. Terpaku di tempatnya. Menatap api yang bergemuruh.
Lalu tubuhnya gemetar hebat. Dari lisannya terdengarlah bacaan:
“Apabila ia (neraka) melihat mereka dari tempat yang jauh, mereke mendengar suaranya yang gemuruh karena marahnya (terhadap mereka). Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka dalam keadaan dibelenggu, di sana mereka berseru meminta kebinasaan.” (Al Furqan: 12-13)
Ar- Rabi’ kemudian tidak sadarkan diri.
BACA JUGA: Kaum yang Menelan Api Sepenuh Perutnya
Dialah sosok yang selalu bersiap menanti kematian. Dengarlah apa yang ia katakan pada putrinya yang menangis sedih, saat akhir waktunya telah datang mendekat:
“Apa yang membuatmu menangis wahai putriku, padahal kebaikan telah menyongsong ayahmu.” []
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: wa.me/6285860492560 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam20
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam