JOIN GRUP WHATSAPP: Pusat Studi Islam

Kajian

Kejujuran dan Amanah: Kunci Keberkahan dalam Berdagang

Hukum Mencicipi Makanan, Keutamaan Menjadi Pedagang, Imam Hanafi

Rasulullah ﷺ adalah teladan agung dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam urusan berdagang. Sejak usia muda, beliau telah terkenal dengan dua sifat utama: siddiq (jujur) dan amanah (dapat dipercaya). Kedua sifat inilah yang menjadikan Rasulullah ﷺ dijuluki Al-Amin oleh masyarakat Mekah. Dalam aktivitas berdagang, beliau selalu menjunjung tinggi kejujuran: menyebutkan kondisi barang apa adanya, tidak melebih-lebihkan kelebihan barang dagangan, serta selalu menepati janji dan kesepakatan.

Ibnul Qayyim rahimahullah pernah berkata,

“Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan akan membawa kepada surga. Dan seseorang akan senantiasa berkata jujur hingga dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur.”

BACA JUGA:  Keutamaan Menjadi Pedagang

Dari perkataan ini, kita belajar bahwa kejujuran bukan hanya mendatangkan keuntungan materi, tetapi juga menjadi jalan keselamatan di akhirat.

Berdagang sendiri adalah profesi yang sangat dianjurkan dalam Islam, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:

“Sebaik-baik pekerjaan adalah usaha seorang pedagang yang jujur.” (HR. Al-Bazzar)

Namun, Islam juga memberi peringatan tegas agar setiap transaksi jual beli dilakukan sesuai syariat, memperhatikan halal dan haram. Dalam surah Al-Baqarah ayat 275, Allah SWT berfirman:

“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba….”

Ayat ini menjadi pengingat bahwa tidak semua keuntungan dalam perdagangan dibenarkan. Allah menghalalkan jual beli yang dilakukan secara adil, jujur, dan sesuai syariat. Sebaliknya, Allah mengharamkan riba, kecurangan, penipuan, dan bentuk ketidakadilan lainnya.

Imam Al-Ghazali rahimahullah menasihatkan,

“Ketahuilah bahwa penghasilan yang halal adalah salah satu sebab terkabulnya doa, dan sumber keberkahan hidup.”

Ini menunjukkan betapa pentingnya memastikan bahwa setiap rupiah yang dihasilkan berasal dari cara yang benar. Karena meskipun mungkin terlihat kecil, kejujuran dan amanah dalam berdagang memiliki dampak besar terhadap kebersihan hati, keberkahan rezeki, dan keselamatan di akhirat.

BACA JUGA:   Cara Imam Hanafi Berdagang

Dalam realitas saat ini, tantangan untuk tetap jujur dalam berdagang memang besar. Godaan untuk memanipulasi harga, menipu kualitas barang, atau memanfaatkan ketidaktahuan pembeli bisa muncul setiap saat. Namun, seorang muslim sejati hendaknya senantiasa ingat bahwa rezeki sudah ditetapkan Allah dan tidak akan berkurang hanya karena ia memilih jalan yang halal.

Abdullah bin Mubarak rahimahullah juga pernah berkata,

“Agama itu adalah nasihat, dan bagian terbesar dari nasihat adalah kejujuran dalam berdagang.”

Dengan meneladani Rasulullah ﷺ dalam bersikap siddiq dan amanah, kita bukan hanya menjadi pedagang yang sukses di mata manusia, tetapi juga dicintai Allah SWT dan dijanjikan tempat mulia di akhirat. []

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: Join Group WA (WhatsApp Group)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam

Related posts
Kajian

Waspada terhadap Fitnah dan Tipu Syetan

Kajian

Kenapa Kita Diperintah Berlindung kepada Allah dari Gangguan Syaitan yang Terkutuk?

Kajian

Ketika Allah Menghendaki Kebaikan: Tanda-Tanda dan Renungan

Kajian

Malu: Mahkota Akhlak Seorang Muslim