Tidak sedikit orangtua yang mengambil jalan praktis ketika hendak menenangkan anak-anaknya. Atau ketika menginginkan perhatian penuh dari anak.
Seringkali cara yang diambil yaitu menakut-nakuti anak dengan sesuatu yang tidak ada bahkan tidak layak untuk ditakuti. Atau menjanjikan sesuatu yang anak sukai, tanpa memberi kejelasan kapan janji tersebut bisa anak dapatkan.
Hal tersebut bisa jadi membuat anak tenang atau memberikan perhatian penuh. Namun, dibalik cara yang dipikir praktis itu, tersimpan bahaya besaar. Dampaknya bahkan bisa terbawa menjadi sebuah karakter yang melekat pada anak sampai dewasa.
Anak usia dini, terutama, berada pada fase mencontoh. Sosok yang dijadikan contoh tentu saja orang yang paling dekat, orangtua. Jika orangtua sering melakukan hal yang dipaparkan di atas, maka anak akan mencatatnya sebagai sebuah kebiasaan dusta dan menganggap hal tersebut adalah wajar.
Dari Abu Hurairah radiyallaahu ‘anhu:
Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang mengatakan pada seorang anak kecil, ‘Kemarilah aku beri sesuatu.’ Namun dia tidak memberinya, maka itu adalah suatu kedustaan.” (H.R. Ahmad)
Jika perilaku jujur yang anak-anak lihat. Maka seperti itu pula mereka akan tumbuh. Demikian pula sebaliknya.
Jaga sikap, selalu dalam adab kebaikan. Meskipun dalam candaan sekalipun. Kita ibarat cermin, tempat anak-anak berkaca. Mereka memantulkan apa yang mereka lihat pada kita. []
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: wa.me/6285860492560 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam20
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam