Ketika seorang lelaki memutuskan untuk membangun sebuah rumah tangga, maka salah satu kewajiban yang harus ditanggungnya adalah memberikan nafkah kepada keluarganya.
Islam telah mengajarkan, bahwa kewajiban memberikan nafkah ada pada laki-laki sebagai pemimpin. Allah Ta’ala berfirman:
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allâh telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (QS.An Nisa:34)
Menafkahi keluarga, selain kewajiban juga menjadi kemuliaan bagi seorang lelaki. Hanya Allah saja yang bisa membalas segala jerih payah dan pengorbanannya dalam mencari nafkah.
Rasul ﷺ bersabda, “Dinar (uang) yang kamu infakkan (untuk kepentingan berjihad) di jalan Allah, dinar yang kamu infakkan untuk memerdekakan budak, dinar yang kamu sedekahkan untuk orang miskin, dan dinar yang kamu infakkan untuk (kebutuhan) keluargamu, yang paling besar pahalanya adalah dinar yang kamu infakkan untuk keluargamu” (HR. Muslim)
Gambaran dahsyat lain dari kedudukan lelaki yang menafkahi keluarganya, tergambar dari apa yang disampaikan Imam Ibnu Mubarak, “Nafkah terhadap keluarga tidak tertandingi amalan apapun, termasuk jihad di jalan Allah.”
Hikmah mulia tentang lelaki yang menafkahi dan menjaga keluarga dengan ikhlas dan penuh kasih sayang, juga bisa kita ambil dari kisah Ibnu Mubarak berikut ini:
Saat dalam perjalanan jihad bersama para sahabatnya, beliau bertanya, “Tahukah kalian amalan apa yang lebih baik dari amalan ini (jihad)?”
Para sahabat beliau menjawab, “Kami tidak tahu”
“Aku Tahu.” lanjut Ibnu Mubarak
Para sahabat belau lanjut bertanya, “Apakah itu?”
Beliau menjawab, “Seorang laki-laki mulia (menjaga diri dari dosa, mencari nafkah yang halal) yang memiliki anak. Ia bangun pada malam hari dan melihat anak-anaknya tertidur tanpa selimut. Kemudian ia menyelimuti mereka dengan kain yang ia miliki. Itulh amalan yang lebih baik dari amalan kita saat ini.”
Wallaahua’lam bishshawab []
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: wa.me/6285860492560 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam20
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam