
Salah satu ayat yang sangat masyhur tentang puasa adalah: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Ayat yang mulia ini merupakan dalil pokok tentang ibadah puasa dan hikmahnya. Oleh kare nanya, marilah kita sejenak merenungi bersama kandungan ayat mulia ini:
Pertama: Ayat mulia ini didahului dengan panggilan “wahai orang-orang yang beriman” yang menunjukkan bahwa ayat ini sangat penting untuk diperhatikan. Sahabat yang mulia Abdul lah bin Mas’ud a pernah mengatakan: “Apabila engkau mendapati ayat yang didahului dengan ( Image ) “Wahai orang-orang beriman”, maka pasanglah telingamu baikbaik, karena isinya adalah kebaikan yang harus engkau lakukan atau kejelekan yang harus engkau hindari”.
BACA JUGA: Mengira Sudah Mahgrib, Kemudian Berbuka, Apakah Puasanya Batal?
Ayat-ayat dalam AlQur’an yang didahului se ruan tersebut cukup banyak, kurang lebih sem bilan puluh ayat. Syaikh Abu Bakar al-Jazairi mengumpulkannya dalam sebuah kitab berjudul “Nida’atur Rahman li Ahli Iman” (Seruan ar-Rah man kepada hamba-hamba-Nya yang beriman”.
Dalam muqoddimahnya, beliau menerangkan bahwa seruanseruan ini berisi halhal penting yang semestinya diketahui seorang muslim agar meraih kebahagiaan di dunia dan akherat. Seru anseruan ini mencakup permasalahan seputar aqidah, ibadah, akhlak, mu’amalat, hukum dan lain sebagainya.
Setiap ayat yang diawali dengan “Hai orang- orang yang beriman” menunjukkan bahwa tuntu tan dalam ayat tersebut termasuk konsekuansi keimanan seorang. Seakan mengatakan: Sean dainya iman kalian benar-benar sejati, maka ka lian akan melakukan halhal yang dituntut dalam ayat tersebut”.
Kedua: Ayat ini menunjukkan wajibnya ibadah puasa Ramadhan, sebagamana ditegaskan oleh Al-Qur’an, hadits dan ijma’ ulama.
Para ulama telah bersepakat wajibnya puasa Ramadhan. Barangsiapa yang mengingkari ke wajibannya atau meragukannya maka dia kafir, berarti dia telah mendustakan Allah dan Rasul- Nya. Adapun orang yang tidak berpuasa tetapi mengakui kewajibannya maka dia berdosa besar namun tidak kafir.
Ketiga: Adapun firman-Nya: “sebagaimana di- wajibkan atas orang-orang sebelum kamu”. Penye butan ini memiliki dua hikmah:
1. Sebagai hiburan bagi umat Islam, sebab seorang apabila menanggung beban secara bersama, maka akan terasa ringan baginya, sebagaimana kata Khansa’ tatkala berduka cita atas kematian saudaranya yang bernama Shakhr:Seandainya bukan karena banyaknya orang di sekitarku yang juga Menangisi saudaranya, tentu saya akan bunuh diri Sekalipun mereka tidak menangis seperti tangi- sanku pada saudaraku Tetapi saya menghibur diri dalam duka cita ini.
BACA JUGA: Hal yang Harus Dihindari Ketika Berpuasa
2. Kesempurnaan umat Islam terhadap keuta maankeutamaan yang diperoleh oleh umat sebelum mereka.
Keempat: Ayat ini menunjukkan bahwa tujuan inti disyariatkannya puasa adalah meraih derajat taqwa. []
Sumber: Catatan Faedah Ilmu di Bulan Ramadhan, Penulis: Abu Ubaidah Yusuf bin mukhtar As Sidawi, Edisi 1 Syawal 1442 H
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: Join Group WA (WhatsApp Group)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam