JOIN GRUP WHATSAPP: Pusat Studi Islam

Ramadhan

4 Renungan Ayat Puasa

Salah satu ayat yang sangat masyhur tentang puasa adalah: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)

Ayat yang mulia ini merupakan dalil pokok tentang ibadah puasa dan hikmahnya. Oleh kare­ nanya, marilah kita sejenak merenungi bersama kandungan ayat mulia ini:

Pertama: Ayat mulia ini didahului dengan panggilan “wahai orang-orang yang beriman” yang menunjukkan bahwa ayat ini sangat penting untuk diperhatikan. Sahabat yang mulia Abdul­ lah bin Mas’ud a pernah mengatakan: “Apabila engkau mendapati ayat yang didahului dengan ( Image ) “Wahai orang-orang beriman”, maka pasanglah telingamu baik­baik, karena isinya adalah kebaikan yang harus engkau lakukan atau kejelekan yang harus engkau hindari”.

BACA JUGA: Mengira Sudah Mahgrib, Kemudian Berbuka, Apakah Puasanya Batal?

Ayat-­ayat dalam Al­Qur’an yang didahului se­ ruan tersebut cukup banyak, kurang lebih sem­ bilan puluh ayat. Syaikh Abu Bakar al-Jazairi mengumpulkannya dalam sebuah kitab berjudul “Nida’atur Rahman li Ahli Iman” (Seruan ar-Rah­ man kepada hamba-hamba-Nya yang beriman”.

Dalam muqoddimahnya, beliau menerangkan bahwa seruan­seruan ini berisi hal­hal penting yang semestinya diketahui seorang muslim agar meraih kebahagiaan di dunia dan akherat. Seru­ an­seruan ini mencakup permasalahan seputar aqidah, ibadah, akhlak, mu’amalat, hukum dan lain sebagainya.
Setiap ayat yang diawali dengan “Hai orang- orang yang beriman” menunjukkan bahwa tuntu­ tan dalam ayat tersebut termasuk konsekuansi keimanan seorang. Seakan mengatakan: Sean­ dainya iman kalian benar-benar sejati, maka ka­ lian akan melakukan hal­hal yang dituntut dalam ayat tersebut”.

Kedua: Ayat ini menunjukkan wajibnya ibadah puasa Ramadhan, sebagamana ditegaskan oleh Al-Qur’an, hadits dan ijma’ ulama.

Para ulama telah bersepakat wajibnya puasa Ramadhan. Barangsiapa yang mengingkari ke­ wajibannya atau meragukannya maka dia kafir, berarti dia telah mendustakan Allah dan Rasul- Nya. Adapun orang yang tidak berpuasa tetapi mengakui kewajibannya maka dia berdosa besar namun tidak kafir.

Ketiga: Adapun firman-Nya: “sebagaimana di- wajibkan atas orang-orang sebelum kamu”. Penye­ butan ini memiliki dua hikmah:

1. Sebagai hiburan bagi umat Islam, sebab seorang apabila menanggung beban secara bersama, maka akan terasa ringan baginya, sebagaimana kata Khansa’ tatkala berduka cita atas kematian saudaranya yang bernama Shakhr:Seandainya bukan karena banyaknya orang di sekitarku yang juga Menangisi saudaranya, tentu saya akan bunuh diri Sekalipun mereka tidak menangis seperti tangi- sanku pada saudaraku Tetapi saya menghibur diri dalam duka cita ini.

BACA JUGA: Hal yang Harus Dihindari Ketika Berpuasa

2. Kesempurnaan umat Islam terhadap keuta­ maan­keutamaan yang diperoleh oleh umat sebelum mereka.

Keempat: Ayat ini menunjukkan bahwa tujuan inti disyariatkannya puasa adalah meraih derajat taqwa. []

Sumber: Catatan Faedah Ilmu di Bulan Ramadhan, Penulis: Abu Ubaidah Yusuf bin mukhtar As Sidawi, Edisi 1 Syawal 1442 H

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: Join Group WA (WhatsApp Group)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam

Related posts
Ramadhan

Khawatir Amalan Tidak Diterima

Ramadhan

3 Amalan Menjelang Idul Fitri

Ramadhan

Bagaimana Seharusnya Keadaan Kita di Hari ‘Idul Fithri?

Ramadhan

Zakat Fitrah Pensuci Jiwa

Leave a Reply