JOIN GRUP WHATSAPP: Pusat Studi Islam

Renungan

Ambilan Pelajaran dari Perjalanan Hidup Ini

Saat umurku 4 tahun:  “Ayahku adalah orang yang paling hebat..”

Saat umurku 6 tahun:  “Ayahku tahu semua orang.”

Saat umurku 10 tahun:  “Ayahku istimewa, tapi cepet marah.

Saat umurku 12 tahun:  “Ayahku dulu penyayang, ketika aku masih kecil.”

BACA JUGA: Hakikat Umur dan Kehidupan Seseorang

Saat umurku 14 tahun:  “Ayahku mulai lebih sensitif.”

Saat umurku 16 tahun:  “Ayahku tidak mungkin mengikuti zaman ini.”

Saat umurku 18 tahun:  “Ayahku seiring berjalannya waktu akan menjadi lebih susah.”

Saat umurku 20 tahun:  “Sulit sekali aku memaafkan ayahku, aku heran bagaimana ibuku bisa tahan hidup dengannya.”

Saat umurku 25 tahun:  “Ayahku menentang semua yang ingin ku lakukan.”

Saat umurku 30 tahun:  “Susah sekali aku setuju dengan ayah, mungkin saja kakekku dulu capek ketika ayahku muda.“

Saat umurku 40 tahun:  “Ayahku telah mendidikku dalam kehidupan ini dengan banyak aturan, dan aku harus melakukan hal yang sama.”

Saat umurku 45 tahun:  “Aku bingung, bagaimana ayahku dulu mampu mendidik kami semua.?”

Saat umurku 50 tahun:  “Memang susah mengatur anak-anak, bagaimana capeknya ayahku dulu dalam mendidik kita dan menjaga kita.?”

Saat umurku 55 tahun:  “Ayahku dulu punya pandangan yang jauh, dan telah merencanakan banyak hal untuk kita, ayah memang orang yang istimewa dan penyayang.”

Saat umurku 60 tahun:  “Ayahku adalah orang yang paling hebat.”

Lingkaran perjalanan ini menghabiskan waktu 56 tahun untuk kembali ke titik semula di umur 4 tahun, saat ku katakan  “Ayahku adalah orang yang paling hebat.”

Maka hendaklah kita berbakti kepada orangtua kita sebelum kesempatan itu hilang, dan hendaklah kita berdo’a kepada Allah agar menjadikan anak-anak kita lebih baik dalam bermu’amalah dengan kita melebihi mu’amalah kita dengan orangtua kita.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya):

“Tuhanmu telah memerintahkan agar kalian jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kalian berbuat baik pada ibu bapak dengan sebaik-baiknya.

Jika salah seorang dari keduanya atau kedua-duanya telah sampai usia lanjut di sisimu, maka janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah”, dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

BACA JUGA: Keberkahan Hidup

Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang, dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.”  [Al-Isro’: 23-24].

Ini adalah risalah dari seseorang yang telah menjalani semua perjalanan hidup di atas, maka aku senang meringkasnya untuk diambil ibrah dan pelajaran.

Ya Allah ampunilah kami dan orangtua kami serta siapapun yang berjasa kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami semua Surga Firdaus-Mu. []

Ditulis oleh Ustadz Dr. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى | Berbagi Ilmu

 

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: wa.me/6285860492560 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam20
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam

Related posts
Renungan

Bolehkah Kita Menikmati Dunia?

Renungan

Takut Miskin

Renungan

Mengapa?

Renungan

Sering Kali Manusia Berangan-angan bahwa Ajalnya Masih Jauh

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *