JOIN GRUP WHATSAPP: Pusat Studi Islam

Kajian

Syarat Diterimanya Ibadah

c

Agar ibadah diterima, ia disyaratkan harus benar. Sedangkan ibadah tidak benar kecuali dengan dua syarat:

1. Ikhlas karena Allah semata serta bebas dari syirik besar dan kecil.

2. Sesuai dengan tuntunan Rasulullah.

Syarat pertama adalah konsekuensi dari syahadat là ilaha illallah, karena ia mengharuskan ikhlas beribadah hanya untuk Allah dan jauh dari syirik kepada-Nya.

BACA JUGA:Niat, Kunci Amal Ibadah Kita

Syarat kedua adalah konsekuensi dari syahadat muhammad Rasulullah, karena ia menuntut wajibnya taat kepada Rasulullah n, mengikuti syariatnya, dan meninggalkan bid’ah atau ibadah-ibadah yang diada-adakan. Allah berfirman:

بَلَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِندَ رَبِّهِ، وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ )

“(Tidak demikian) bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala di sisi Rabb-nya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Al-Baqarah: 112).

Aslama wajhahu (menyerahkan diri) artinya memurnikan ibadah kepada Allah. Wa huwa muhsin (berbuat kebajikan) artinya mengikuti Rasulullah.

Syaikhul Islam mengatakan bahwa inti agama ada dua pokok, yaitu kita tidak menyembah kecuali kepada Allah dan kita tidak menyembah kecuali dengan apa yang Dia syariatkan, tidak dengan bid’ah. Sebagaimana firman Allah:

BACA JUGA: Lezatnya Ibadah

… فَمَن كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ، فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا )

“Siapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabb-nya.” (Al-Kahf: 110).

Hal itu adalah perwujudan dari dua kalimat syahadat là ilaha illalláh dan muhammad Rasulullah. Pada syahadat yang pertama, kita tidak menyembah kecuali kepada-Nya. Pada syahadat yang kedua, bahwa Muhammad adalah utusan-Nya yang menyampaikan ajaran-Nya.

Maka kita wajib membenarkan dan memercayai beritanya serta menaati perintahnya. Beliau telah menjelaskan bagaimana cara kita beribadah kepada Allah, dan beliau melarang kita dari hal-hal baru atau bid’ah. Beliau mengatakan bahwa bid’ah itu adalah sesat. []

Sumber: Kitabut Ats tsalist Aqidatut Tauhid  Kitabut Tauhid lis-Shaff Al-Awwal-Ats-Tsalis-Al-Aly / Penulis: DR. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan /  Agustus 2024 M/Muharram 1446 Η / Penerbit: Ummul Qura

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: Join Group WA (WhatsApp Group)
Instagram: https://www.instagram.com/pusatstudi.islam20/
YouTube: https://www.youtube.com/@pusatstudiislam
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/pusatstudiislam

Related posts
Kajian

3 Kelompok yang Shalatnya Tidak Terangkat

Kajian

2 Klasifikasi Dosa Besar

Kajian

Dosa Kecil dan Dosa Besar

Kajian

Ikhlas ketika Beribadah dan Kesaksian terhadap Rasulullah